kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM targetkan investasi sektor tambang capai US$ 7,7 4 miliar di 2020


Selasa, 11 Februari 2020 / 17:35 WIB
Kementerian ESDM targetkan investasi sektor tambang capai US$ 7,7 4 miliar di 2020
ILUSTRASI. ESDM optimistis realisasi investasi di tahun ini lebih tinggi ketimbang tahun 2019


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mematok target investasi di sektor tambang sebesar US$ 7,74 miliar sepanjang 2020 ini.

Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengungkapkan, target tersebut lebih tinggi 19,08% dibandingkan dengan realisasi investasi di tahun lalu. 

Pada tahun 2019, realisasi investasi sektor tambang hanya US$ 6,5 miliar atau 5,35% dari target yang tertera dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang sebesar US$ 6,17 miliar.

Baca Juga: Lelang ruas WJD/WNT terganjal rencana induk dari Kementerian ESDM

Bambang mengatakan, realisasi tahun lalu ditopang oleh investasi yang berasal dari Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) yang porsinya 39%. "Ini karena sebagian besar perusahaan menggunakan jasa pertambangan, dan investasi dari pelaku usaha pertambangan lainnya berupa prasarana dan mesin," ungkap Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (11/2).

Dari sisi jenis perusahaan yang melakukan investasi, investasi IUJP mencapai US$ 2,53 miliar di sepanjang tahun lalu. Disusul oleh investasi dari perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sebanyak US$ 1,3 miliar.

Selanjutnya, perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) PMA dan PMDN yang punya realisasi investasi sebesar US$ 683,6 juta, dan pemegang Kontrak Karya (KK) melakukan investasi sebesar US$ 672,7 juta.

Kemudian, investasi dari pemegang IUP OPK olah murni alias smelter sebesar US$ 609,4 juta dan perusahaan batubara pemegang PKP2B melakukan investasi US$ 551,9 juta di tahun 2019. Adapun, IUP BUMN hanya menggelontorkan biaya investasi sebesar US$ 149,4 juta di sepanjang tahun lalu.

Menurut Bambang, investasi di tahun ini akan meningkat seiring dengan kenaikan investasi yang digelontorkan untuk penyelesaian proyek-proyek smelter serta investasi dari dua pemegang IUPK. 

Kedua pemegang IUPK itu adalah PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang saat ini tengah melakukan pengembangan tambang serta pengerjaan proyek smelter.

Baca Juga: Cadangan di Tambang Terbuka Sudah Habis, Freeport Andalkan Tambang Bawah Tanah

"Di 2020 kami (targetkan investasi) US$ 7,7 miliar, karena ini yang terbesar dari IUPK termasuk investasi tambang bawah tanah (Freeport) dan operasi smelter," jelas Bambang.

Lebih lanjut dia memaparkan, target investasi pada tahun ini ditunjang oleh investasi dari perusahaan pemegang IUPK yang sebesar US$ 2,37 miliar dan pemegang IUP OPK olah murni sebanyak US$ 1,58 miliar.

Sementara itu, Bambang memproyeksikan investasi minerba pada tahun 2021-2024 akan menciut dibanding empat tahun terakhir. Pada tahun 2021, investasi sektor tambang diproyeksikan hanya ada di angka US$ 5,69 miliar, lalu turun kembali pada tahun 2022 menjadi US$ 4,35 miliar.

Pada tahun 2023, investasi diprediksi kembali menciut menjadi US$ 3,22 miliar, dan merosot menjadi US$ 3,17 miliar pada tahun 2024. Bambang mengatakan, penurunan tersebut terjadi lantaran pembangunan smelter yang berkurang karena sebagian besar sudah mulai beroperasi atau dalam proses pengerjaan tahap akhir.

"Belum ada rencana investasi baru oleh IUP OPK olah murni (smelter) pada tahun 2023-2024. Jadi investasi smelter sudah mulai berkurang di tahun 2022 dan seterusnya," pungkas Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×