Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan lima kandidat calon Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) yang lolos tahap administrasi dalam Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Madya.
Kelima kandidat akan melanjutkan proses seleksi meliputi wawancara, penyusunan makalah, dan asesmen.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, kelima kandidat telah diwawancarai oleh panitia seleksi, termasuk Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Migas Tri Winarno. Fokus wawancara mencakup strategi mencapai target Presiden Prabowo Subianto serta tata kelola sektor migas.
“Kami bertanya bagaimana memastikan target-target Pak Menteri [Bahlil Lahadalia], target-target Presiden [Prabowo], itu bisa terlaksana. Kan ada panselnya dari Menpan RB tanya bagaimana itu reformasi gitu ya, tata kelola,” kata Dadan di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (25/4).
Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Ancam Sanksi Kontraktor Migas yang Tidak Capai Target Produksi
Kelima kandidat berasal dari internal Kementerian ESDM, yakni:
1. Alimuddin Baso, Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM.
2. Julian Ambassadur Shiddiq, Direktur Pembinaan Program Minerba.
3. Laode Sulaeman, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas.
4. Mirza Mahendra, Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi.
5. Noor Arifin Muhammad, Direktur Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi.
Dadan menambahkan, pelantikan Dirjen Migas terpilih akan dilakukan setelah terbitnya Keputusan Presiden (Keppres).
Di sisi lain, Dadan mengumumkan mulai 1 Mei 2025, Kementerian ESDM akan memiliki juru bicara resmi. Langkah ini diambil untuk memastikan penyampaian informasi secara profesional dan transparan kepada publik.
Seleksi Dirjen Migas ini berlangsung di tengah pergantian pimpinan Ditjen Migas. Pada Februari lalu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengonfirmasi bahwa Dirjen Migas Achmad Muchtasyar dinonaktifkan dan digantikan sementara oleh Tri Winarno sebagai Plt. Achmad sendiri baru dilantik pada 16 Januari 2025, menggantikan Tutuka Ariadji yang pensiun pada Mei 2024.
Pengnonaktifan Achmad terjadi bersamaan dengan penggeledahan oleh Kejaksaan Agung di kantor Ditjen Migas. Penggeledahan ini terkait dugaan korupsi impor minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina, subholding, serta kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) periode 2018–2023.
Baca Juga: Menteri ESDM Minta Jumlah Lelang WK Migas Tahun Depan 3x Lipat dari Tahun Ini
Selanjutnya: Kolaborasi Lintasarta dan NVIDIA untuk Percepat Adopsi AI di Indonesia
Menarik Dibaca: BINUS dan IAIS Rayakan Hari Kartini dengan Sorotan Peran Perempuan di Era AI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News