kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian Investasi: Sejumlah Investor Global Siap Masuk ke Industri Baterai EV


Rabu, 31 Mei 2023 / 18:16 WIB
Kementerian Investasi: Sejumlah Investor Global Siap Masuk ke Industri Baterai EV
ILUSTRASI. Kementerian Investasi Sebut Sejumlah Investor Global Siap Masuk ke Industri Baterai EV


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - CIKARANG. Kementerian Investasi menyebut, sejumlah investor global siap membenamkan investasi untuk pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Deputi Menteri Investasi Heldy Satrya Putera mengatakan, sudah ada investor dari berbagai negara yang hendak berekspansi membangun pabrik baterai di Tanah Air. Hanya saja, ia tidak berkenan untuk menyebut nama investor atau perusahaan yang dimaksud.

"Kami pastikan investornya tidak hanya berasal dari satu negara saja. Nanti ada dari negara-negara lainnya," ujar dia ketika ditemui awak media, Rabu (31/5).

Ia melanjutkan, berbagai insentif yang diberikan pemerintah selama ini dinilai cukup efektif untuk mendatangkan investor global di sektor baterai kendaraan listrik masuk ke Indonesia. Misalnya, insentif berupa pembebasan bea masuk barang modal yang perlu diimpor, tax holiday untuk pelaku usaha yang bangun pabrik baterai di Indonesia, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Investasi US$ 60 Juta, Hyundai Mulai Pembangunan Pabrik Battery Pack di Indonesia

Salah satu perusahaan global yang gencar investasi di sektor kendaraan listrik adalah Hyundai. Rabu (31/5) ini, Hyundai Motor Group melalui PT Hyundai Energy Indonesia (HEI) memulai proses pembangunan pabrik battery pack di Cikarang, Jawa Barat.

Untuk mengembangkan pabrik tersebut, Hyundai menginvestasikan dana sebesar US$ 60 juta yang terdiri dari capital expenditure (capex) senilai US$ 38 juta dan operational capital US$ 22 juta. Kelak, pabrik ini akan memproduksi 21.000 battery service (BSA) atau setara 1,4 GWh dan bisa ditingkatkan lagi menjadi 56.000 BSA atau setara 3,6 GWh.

HEI membangun pabrik battery pack selama 13 bulan sampai Maret 2024. Pabrik ini akan mulai beroperasi pada Juli 2024.

Sebelumnya, pabrikan otomotif asal China, Wuling Motors, meneken nota kesepahaman dengan Kemenko Maritim dan Investasi pada akhir April 2023. Wuling telah berkomitmen untuk mengembangkan lokalisasi baterai kendaraan listrik di Indonesia dengan menggandeng PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia (Gotion Hi-Tech).

Kedua perusahaan ini saling bekerja sama untuk memproduksi baterai yang dibutuhkan sebagai salah satu komponen utama dari mobil listrik. Selain itu, manfaat dari kerja sama ini ialah memberikan kemudahan dalam layanan purna jual khususnya baterai kendaraan listrik Wuling.

Selain itu, ada Foxconn yang telah membentuk perusahaan patungan dengan PT Indika Energy Tbk yakni Foxconn Indika Motor untuk membangun fasilitas pengembangan kendaraan listrik di Indonesia dengan rencana investasi senilai US$ 8 miliar. 

Rencananya, pembangunan pabrik tersebut direncanakan akan dimulai pada kuartal I-2023. Namun, hingga saat ini groundbreaking pabrik itu belum kunjung dimulai.

Asal tahu saja, Foxconn Technology merupakan perusahaan manufaktur elektronik terbesar di dunia yang berpusat di Taiwan. Perusahaan ini tercatat menjadi pemasok utama untuk Apple Inc dan perakit iPhone. 

Baca Juga: Percepat Pengembangan Ekosistem Baterai Listrik, Bahlil: Investasi US$ 9 Miliar

Ada pula Indonesia Battery Corporation (IBC) yang mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik dengan menggaet Contemporary Ampere Technology Co. Limited (CATL) dan LG Energy Solutions (LGES).

Dalam berita sebelumnya, Sekretaris Perusahaan IBC Muhammad Sabik bilang, proses pelaksanaan pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik yang terintegrasi oleh IBC diperkirakan akan dimulai pada akhir 2023 nanti. Proyek ini diproyeksikan selesai pada tahun 2025 atau 2026.

IBC menggelontorkan dana investasi mencapai Rp 217 triliun untuk mengembangkan industri baterai kendaraan listrik. Secara khusus, investasi baterai kendaraan listrik IBC terdiri dari investasi untuk pertambangan sebesar Rp 4,6 triliun, investasi untuk proyek smelting dan refining Rp 94,25 triliun, investasi untuk produksi prekursor dan katoda Rp 34,8 triliun, dan investasi untuk sel baterai Rp 59,45 triliun. 

Selain itu, masih ada investasi untuk daur ulang (recycling) sebesar Rp 0,4 triliun dan investasi untuk energy storage system Rp 0,6 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×