kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kementerian Pertanian kembangkan daya saing petani hingga tembus pasar internasional


Senin, 10 Mei 2021 / 21:13 WIB
Kementerian Pertanian kembangkan daya saing petani hingga tembus pasar internasional
ILUSTRASI. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (kanan) memberikan kata sambutan saat panen raya, di Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (27/3/2021). ANTARA FOTO/Syaiful Arif/hp.


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian terus mengembangkan daya saing petani melalui inovasi hasil olahan hingga bisa menembus pasar internasional.  Salah satu yang terus dikembangkan adalah pengembangan komoditas perkebunan. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan pengembangan komoditas perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi bisa menembus pasar global.

Dalam rapat koordinasi nasional pembangunan perkebunan , ia memang meminta agar semua dapat melaksanakan kebijakan dan program pembangunan perkebunan 2021 yang lebih maju, lebih mandiri dan lebih modern dibanding 2020 di antaranya yang disasar adalah melalui Gerakan 3 Kali Lipat Ekspor (Gratieks).

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan juga terus berupaya mendorong dan memotivasi para pelaku usaha perkebunan agar dapat meningkatkan kualitas dan inovasi hasil olahan komoditas perkebunan yang bermutu baik dan berdaya saing.

Salah satunya dengan pembinaan dan pendampingan bagi para petani dan pelaku usaha yang berorientasi ekspor untuk dapat memahami standarisasi ekspor dalam rangka menyukseskan program Gratieks hingga tahun 2024.

"Petani dengan produk hasil olahan akan semakin memberdayakan petani karena hasilnya bisa lebih bersaing. Juga, akan meningkatkan kesejahteraan petani," ujar Sekretaris Ditjen Perkebunan Dr. Ir. Antarjo Dikin dalam keterangan yang diterima.

Salah satu pengusaha yang ikut dalam program unggulan Super Prioritas Perkebunan di Direktorat Perkebunan, Kementerian Pertanian adalah Ifah, pemilik Arafatea di Jawa Barat.

Ifah adalah sosok petani dengan pola pikir sebagai pengusaha dan pebisnis. Kiprahnya mengembangkan komoditi teh menjadikan Arafatea telah berkembang sebagai korporasi yang yang menjalankan manajemen usaha pertanian dengan model usaha yang modern. Ifah pun layak disematkan sebagai petani sekaligus penentu arah dan tujuan usahanya. 

Arafatea pun menghasilkan produk teh dengan varian seperti teh jeruk (orange tea), cokelat teh hijau (greentea chocolate), teh biji cokelat (cacao nips tea), greentea rice cracker, teh bunga (flower tea), teh putih (white tea), teh hitam (blacktea), teh genmaicha, matcha latte/greentea latte, teh hijau pandan (pandan greentea), hingga kosmetik/skincare greentea face mask, greentea face soap, bodylotion, dan bantal leher teh (healty neck pillow) serta produk lainnya.

Teh biji cokelat (cacao nips tea) telah dikembangkan Arafatea sejak tahun 2019. Berawal dari silaturahim antara petani teh dengan petani kakao sehingga saling terjalin kerja sama yang baik dan saling mendukung dalam bentuk olahan kolaborasi teh dan cokelat.

Ifah menjelaskan sinergi teh dan kakao merupakan terobosan baru yang bahannya merupakan teh dan kakao Indonesia. Tehnya memakai teh premium blacktea ortodok dari kebun Malabar di Pangalengan. Arafatea bekerja sama dengan petani kakao, Asep, asal Pangandaran, berupa biji kakao yang sudah di fermentasi kering, dibakar atau sanggrai.

Olahan Arafatea, cacao nips tea, mendapat respons bagus dipasaran, karena rasa teh yang unik dengan aroma kakao. Rasa khas itu bisa  menenangkan. Karena memang cacao nips tea bisa membuat tidur menjadi lebih berkualitas terutama bagi kalangan anak muda.

Ifah mengatakan dalam menghasilkan inovasi produk teh, dirinya melibatkan kelompok tani dari hulu hingga hilir. Dengan pola kerja seperti itu Ifah merasakan peningkatan produksi sehingga hasilnya bisa ekspor ke negara tetangga Singapura. Sedikitnya Ifah sudah mengirim 20.000 botol pada Desember tahun 2020.

Meski pandemi Covid-19 masih menjadi penghalang sebagian besar pengusaha, Ifah terus berupaya berkarya dengan menjalankan program mall to mall dan meningkatkan penjualan melalui daring. Saat ini Arafatea ada di ploting market seperti di beberapa mall di Indonesia, online shop shopee, tokopedia, ali baba, atau bisa diorder melalui media sosial khususnya Instagram, atau via Whatsapp Arafatea.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×