Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek tol laut yang sudah dijalankan pemerintah dinilai mampu menurunkan harga kebutuhan pokok di wilayah timur Indonesia hingga 20%. Kendati begitu, penurunan harga kebutuhan pokok tersebut belum dirasakan oleh masyarakat yang jauh dari lokasi pelabuhan atau berada di daerah ketinggian.
Hal inilah yang menjadi dasar Kementerian Perhubungan (Kemhub) menginisiasi program Jembatan Udara pada tahun ini. Adapun Kemhub tengah melakukan pelelangan maskapai yang melayani rute penerbangan ke Papua.
Menteri Perhubungan Budi Karya berharap sembilan bahan pokok bisa dikendalikan dengan harga yang murah dan pasti. Saat ini, Kemhub tengah melakukan pelelangan maskapai di 3 Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menjadi pilot project, yakni Timika, Wamena, dan Dekai. Adapun, angkutan yang digunakan untuk jembatan udara ini nantinya berupa angkutan udara perintis kargo.
Ubaedillah, Kasubdit Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal dan Bukan Niaga Ditjen Perhubungan Kementerian Perhubungan bilang, untuk angkutan ke distrik, jenis pesawat yang dibutuhkan adalah Twin Otter dengan kapasitan 1.400 kilogram, Grand Caravan dengan kapasitas 900 kilogram, dan Pilatus.dengan kapasitas 800 kilogram.
Dari 3 KPA tersebut akan ada 12 rute penerbangan ke kota - kota kecil di ketinggian di sisa tahun ini . Namun ke depan, pihaknya akan menambah rute perintis dengan total 41 rute, baik di Timika, Wamena, Dekai, serta Kalimantan dan Sulawesi.
Beberapa bahan pokok yang dapat diangkut di antaranya gula pasir, tepung terigu, minyak goreng, beras, dan daging ayam. Hal-hal tersebut juga menjadi pertimbangan dalam proses lelang.
Sementara itu, Ubaedillah menambahkan, efektifitas jembatan udara dapat tercapai jika memenuhi beberapa hal, yakni tepat jenis, tepat harga, tepat jumlah, tepat tempat, tepat kualitas, tepat waktu, dan tepat sasaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News