Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi serapan garam oleh industri hingga minggu pertama Juli nyaris mencapai 90%. Hal tersebut melihat serapan industri sudah mencapai 1.009.000 juta ton dari komitmen serapannya yang sebesar 1,12 juta ton.
Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian (Kemperin), Fridy Juwono, mengatakan, waktu penyerapan ini dilakukan saat panen raya garam tahun lalu yang sekitar Agustus, hingga akhir panen yang diperkirakan akhir Juli tahun ini. "Masih ada waktu," tuturnya, Jumat (12/7).
Baca Juga: Realisasi impor garam di paruh pertama 2019 capai 1,2 juta ton
Fridy mengakui, industri masih menghadapi kendala dalam menyerap garam rakyat. Pasalnya, masih banyak garam rakyat yang memiliki kandungan natrium klorida (NaCl) di bawah 94%. Sementara, garam yang digunakan industri harus memiliki kandungan NaCl yang tinggi.
Menurutnya, bila garam rakyat memiliki standar yang tinggi, maka serapan industri bisa lebih tinggi lagi. Sementara itu, menurut Fridy, garam rakyat yang diserap oleh industri pun sudah digunakan.
Biasanya garam yang diserap ini digunakan oleh industri tekstil dan pengasinan. Menurutnya, sisa garam yang diserap dari rakyat sekitar 100.000 ton.
Baca Juga: Saham sektor konsumer paling perkasa, belum tentu tetap bertenaga pekan depan
Mengingat masa komitmen serapan garam rakyat akan berakhir, Kemperin masih menunggu komitmen serapan garam rakyat yang baru dari industri.
Dia mengatakan, saat ini usulan tersebut masih didiskusikan oleh industri. "Minimal minggu depan teman-teman dari industri bisa menyampaikan komitmennya untuk menyerap garam," tutur Fridy.
Fridy berharap, tahun ini komitmen serapan garam oleh industri akan meningkat dari tahun sebelumnya atau minimal tidak berkurang dari serapan tahun lalu. Meski begitu, dia pun mengatakan serapan industri ini harus melihat daya serap dan kapasitas gudang yang dimiliki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News