kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi impor garam di paruh pertama 2019 capai 1,2 juta ton


Jumat, 12 Juli 2019 / 18:53 WIB
Realisasi impor garam di paruh pertama 2019 capai 1,2 juta ton


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian mencatat realisasi impor garam hingga semester I tahun ini sudah mencapai 1,2 juta ton dari kuota impor yang diberikan pemerintah tahun ini yakni sebesar 2,7 juta ton.

Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian (Kemperin) Fridy Juwono, mengatakan, impor garam ini ditujukan untuk berbagai keperluan industri seperti chlor alkali plant (CAP), industri bubur kertas dan kertas, industri farmasi, industri aneka pangan dan pengeboran minyak.

"Kalau untuk tekstil, karena garam hanya untuk pencelupan, jadi itu sudah menggunakan garam dari dalam negeri. Pengasinan juga sudah dari dalam negeri," tutur Fridy, Jumat (12/7).

Lebih lanjut, Fridy mengatakan, dari kuota impor yang sebesar 2,7 juta ton tersebut, beberapa industri sudah diberikan rekomendasi impor selama 1 tahun penuh. Industri tersebut yang bergerak di industri CAP, industri bubur kertas dan lainnya. Rekomendasi impor yang diberikan ke industri tersebut sebesar 2,3 juta ton untuk 1 tahun.

Sementara, untuk industri makanan dan minuman rekomendasi impor yang diberikan baru untuk 1 semester saja. Di semester 1, rekomendasi impor yang sudah diberikan untuk industri makanan dan minuman sebanyak 350.000 ton, dan realisasi impornya sudah mencapai 320.000 ton.

Karena itu, Fridy mengaku kuota impor tahun ini masih bisa bertambah mengingat kebutuhannya yang masih besar. "[Rekomendasi Semester II] Belum ada karena kan harus dilaporkan di kemenko. Kita baru menampung [usulan industri] saja," tuturnya.

Walaupun impor dilakukan, Fridy pun mengatakan industri terus berkomitmen untuk menyerap garam yang diproduksi dari dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×