Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sedang berupaya menggenjot nilai ekspor produk manufaktur untuk memperbaiki kondisi perekonomian nasional. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan di roadmap tersebut, salah satu sektor yang tengah diprioritaskan pengembangannya, yakni industri otomotif.
“Sasarannya, Indonesia diharapkan menjadi basis produksi kendaraan bermotor baik internal combustion engine (ICE) maupun electrified vehicle (EV) untuk pasar domestik maupun ekspor,” kata Airlangga, pada acara Realization Over 1 Million CBU Export PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Rabu (5/9).
Airlangga menyampaikan, pihaknya memberikan apresiasi kepada PT TMMIN yang sejak tahun 1987 telah berhasil melakukan ekspor kendaran dalam bentuk utuh atau completely built up (CBU) sebanyak 1,4 juta unit.
“Keberhasilan ini juga ditandai dengan pencapaian target ekspor mobil CBU untuk pertama kalinya tahun 2018 menembus angka 200.000 unit per tahun atau senilai sekitar US$ 3 juta,” tuturnya.
Kementerian Perindustrian (Kemrin) mencatat, tren ekspor PT TMMIN untuk kendaraan CBU terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2016, ekspornya sebanyak 169 unit atau senilai US$ 2,1 juta, naik menjadi 199 unit atau setara dengan US$ 2,6 juta di tahun 2017.
“Ini menunjukkan geliat manufaktur kita sedang tumbuh dan kepercayaan diri pelaku industri kita sedang tinggi-tingginya,” ungkap Airlangga.
Airlangga menambahkan, pihaknya berupaya memperluas pasar ekspor untuk industri otomotif nasional. Oleh karena itu, diperlukan fasilitas insentif fiskal guna memacu produksi kendaran yang sesuai selera konsumen global. “Misalnya, kami sedang mendorong peningkatan ekspor sedan dan mengambil peluang ke Australia,” tuturnya.
Sementara itu, untuk kendaraan CBU merek Toyota yang diproduksi PT TMMIN telah dieskpor ke lebih dari 80 negara di Asia, Eropa, Australia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, Timur Tengah, dan Pasifik.
“Saat ini, sebanyak 1.879 unit CBU dari Toyota akan dikirim ke Bahrain, Bangladesh, Laos, Myanmar, Peru, Qatar, Saudi Arabia, Thailand, Uni Emirat Arab dan Kosta Rika,” sebutnya.
Kemudian, Menperin memastikan, kemampuan industri otomotif nasional saat ini telah kompetitif dan struktur manufaktur semakin dalam dengan didukung banyaknya industri komponen di dalam negeri. “Maka itu, hasil produksi Toyota di Indonesia, tingkat kandungan lokalnya sangat tinggi, mencapai 75%-94%,” ujarnya.
Selain dalam bentuk CBU, PT TMMIN juga melakukan ekspor kendaraan bermotor dalam bentuk CKD, komponen, dan bahkan ekspor alat bantu produksi berupa die dan jig. “PT TMMIN terus meningkatkan kapasitas produksinya dan sampai saat ini telah mencapai 250 ribu unit kendaraan, 411 ribu unit mesin, dan 12.000 ton besi cor,” imbuhnya.
Kemprin pun mengapresiasi terhadap komitmen investasi Toyota Group selama ini di Indonesia, terutama setelah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Toyota Motor Corporation Jepang tahun 2015.
Sejak tahun 2015 hingga 2017, nilai investasi Toyota Group di dalam negeri mencapai Rp 20 triliun. Dari penanaman modal tersebut, PT TMMIN telah menyerap tenaga kerja sebanyak 8.425 orang.
Airlangga menegaskan, Kemenperin aktif mendorong terciptanya penambahan investasi baru maupun perluasan usaha, serta mengajak pelaku industri otomotif untuk mengadopsi teknologi terkini. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk merealisasikan target produksi mobil sebanyak 1,5 juta unit pada tahun 2020.
“Kami terus mendorong agar manufaktur-manufaktur otomotif di dalam negeri dapat merealisasikan pengembangan kendaraan rendah emisi atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) yang telah kami programkan melalui sebuah roadmap yang jelas,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News