Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Sebagai negara penghasil singkong terbesar dunia, sepertinya tabu mendengar Indonesia impor singkong dari Italia dan Vietnam. Namun, fakta ini harus diterima dan sekaligus menjadi evaluasi bagi pemerintah.
Sebab, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor singkong dari Vietnam per Maret 2016 mencapai 987,5 ton atau US$ 191.093. Pada Februari lalu, impor singkong dari Italia mencapai 240,5 ton atau senilai US$ 76.888. Alhasil, pada triwulan pertama 2016 ini, total volume impor singkong Indonesia mencapai 1.228 ton atau senilai US$ 267.981.
Kementerian Pertanian (Kemtan) tidak membantah mengenai impor singkong yang dilakukan Indonesia. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kemtan Hasil Sembiring mengatakan akan memverifikasi impor tersebut. "Saya kira yang diimpor itu bukan singkong, melainkan tepung tapioka," ujar Hasil kepada KONTAN, Kamis (21/4).
Kepala Biro Informasi Publik Kemtan Agung Hendriadi menambahkan, impor singkong sepanjang tiga bulan pertama tahun ini karena pola produksi singkong yang rendah pada awal tahun. Namun, dia mengingatkan bahwa Indonesia juga mengekspor singkong pada tahun 2015 sebanyak 16.775 ton atau senilai US$ 8,7 juta.
Untuk itu, guna mengerem impor singkong, Agung bilang, Kemtan berupaya meningkatkan produksi tahun ini melalui program penambahan lahan seluas 25.000 hektare (ha). Lahan tersebut ada di Aceh, Sumatra Selatan (Sumsel), Bengkulu, Lampung, Jawa Barat (Jabar), Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Agung optimistis, produksi singkong pada tahun 2016 mencapai 27 juta ton atau lebih tinggi dari tahun 2015 sebesar 21,7 juta ton. Menurutnya, Lampung merupakan daerah produsen singkong terbesar nasional yang menguasai 30% dari total produksi yakni 7,3 juta ton pada 2015 dengan luas area 279.000 hektare (ha) dari total areal ubi kayu 949.000 ha di seluruh Indonesia.
Tren impor singkong memang tak bisa dihindari. Berdasarkan catatan dari BPS, pada tahun 2012, Indonesia mencatat impor singkong terbesar sepanjang sejarah. Meski begitu, di tahun berikutnya, Indonesia mulai mampu menekan impor singkong.
Meski kebutuhan tinggi, tapi harga singkong relatif stabil. Jika tahun 2012 harganya masih Rp 1.319 per kilogram (kg), maka pada tahun 2015 lalu, harganya naik tipis menjadi Rp 1.530 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News