Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian tengah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui pembangunan pertanian berbasisi korporasi.
Untuk itu, Kemtan telah menerbitkan Permentan 18/2018 tentang Pedoman Pembangunan kawasan Pertanian Berbasis Korporasi. Kabupaten Kolaka Timur pun dijadikan sebagai pilot proyek pengembangan kakao berbasis korporasi ini.
Direktur Jenderal Perkebunan Kemtan Bambang mengatakan, diperlukan masukan yang lebih rinci supaya pembangunan pertanian berbasis korporasj di Kolaka Timur bisa berjalan dengan baik. Tak hanya itu, diperlukan pula sinergi antara petani, pemerintah daerah, pusat dan universitas serta lembaga riset untuk mendorong kebangkitan Kakao di Kolaka Timur.
“Kelembagaan petani harus kuat dan terus berinovasi untuk meningkatkan keterampilan petani. Kelembangaan ini adalah kunci pembangunan pertanian yang berkelanjutan berbasis korporasi. Petani tidak hanya memproduksi, tapi juga mampu menciptakan produk akhir serta hingga memasarkan sendiri,” kata Bambang seperti yang tertera dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (1/8).
Saat ini, sudah terbentuk 22 Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera di Kolaka Timur. Lembaga ini merupakan wadah petani untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat tani. Meski begitu, untuk meningkatkan skala ekonomis dan daya saing produk, LEM tersebut harus saling bergabung, membentuk koperasi dan menjalin kemitraan dengan off taker.
“Permasalahan utama yang dijumpai adalah rendahnya produktivitas kakao saat ini akibat tanaman yang sudah berumur di atas 15 tahun dan kondisi tanah yang rusak akibat pengikisan permukaan dan penggunaan pupuk anorganik berlebihan,” kata Bambang.
Kemtan dan Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur pun mendukung pelaksanaan peremajaan tanaman tua dan penggunaan pupuk organik melalui alokasi anggaran APBN dan APBD. Tahun ini Kementan melalui Ditjen Perkebunan mengalokasikan lebih dari 12 miliar untuk Kolaka Timur.
Sebagai tahap awal, akan dilakukan peremajaan tanaman seluas 550 hektare di 5 LEM di kecamatan Aere dan Lambodia yang dianggap paling siap saat ini terutama dari penyediaan benih kakao.
Tahun berikutnya, peremajaan akan diperluas sehingga dalam 5 tahun ke depan diharapkan produktivitas kakao di Kolaka Timur meningkat dari 500 hingga 700 ton per Ha menjadi 1500 hingga 3000 ton per Ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News