kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan buka peluang impor kerbau bakalan Australia


Senin, 13 Maret 2017 / 09:49 WIB
Kemtan buka peluang impor kerbau bakalan Australia


Reporter: Elisabeth Adventa, Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Setelah mendatangkan daging kerbau dari India pada tahun lalu, pemerintah bakal memperluas kebijakan ini dengan membuka keran impor kerbau bakalan.

Kementerian Pertanian (Kemtan) berencana agar kerbau bakalan asal Australia bisa diangkut ke Tanah Air pada tahun ini. Sekedar informasi, Indonesia terakhir kali mengimpor kerbau bakalan tahun 2011 silam. Impor sempat terhenti karena kasus penyiksaan hewan atau animal welfare di sejumlah Rumah Potong Hewan (RPH).

Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan I Ketut Diarmita menjelaskan bahwa impor kerbau bakalan telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No 6/2016 tentang Pemasukan Hewan Ternak Ruminansia Besar dari Luar Negeri. "Impor kerbau bakalannya sudah diizinkan sejak aturan tersebut terbit tahun lalu dan mestinya tidak ada masalah lagi," ungkapnya kepada KONTAN, Minggu (12/3).

Ketut bilang, selain kerbau bakalan, Kemtan juga membuka peluang bagi investor yang berminat membangun peternakan kerbau dengan mengimpor kerbau indukan dari Australia.

Kepala Subdit Perlindungan Hewan Dinal PH mengatakan, sampai pada bulan ini, Kemtan telah mengeluarkan rekomendasi impor kerbau sebanyak 2.400 ekor. "Januari lalu, kami keluarkan rekomendasi 2.000 ekor dan Maret baru saja, rekomendasi yang keluar 400 ekor," jelasnya.

Tidak seperti impor daging kerbau asal India yang hanya boleh direalisasikan oleh Perum Bulog, impor kerbau bakalan asal Australia ini boleh direalisasikan oleh para importir. Soal jumlah impornya, pemerintah akan menyesuaikan keinginan atau kebutuhan para importir.

Kerbau bakalan asal Australia ini sebagian besar berasal dari wilayah Darwin. "Jadi, rekomendasi impor kerbau bakalan dari Januari sampai Maret 2017 akan diimpor oleh tiga importir sapi bakalan. Namun, tidak menutup kemungkinan peluang bagi importir lain berminat memasukkan juga," ungkap Dinal.

Wakil Ketua Gabungan Pelaku Usaha Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Didiek Purwanto berpendapat bahwa pemeliharaan kerbau bakalan impor asal Australia ini membutuhkan tenaga ekstra ketimbang sapi bakalan. "Di sana, kerbau bukan hewan yang diternakkan secara khusus seperti di Indonesia. Jadi, hidupnya lebih liar sehingga tak heran kalau mereka menyediakan untuk Indonesia," katanya.

Butuh waktu lama untuk menjinakkan kerbau bakalan impor asal negeri kanguru ini. Didiek bilang, importir seperti feedloter butuh kandang yang lebih luas serta keahlian khusus apabila masuk bisnis penggemukan kerbau. Alhasil, kebijakan anyar dari Kemtan ini bakal sulit disambut positif oleh importir sapi bakalan yang sudah eksis selama ini.

Soal pengolahan dagingnya sendiri, daging kerbau dinilai lebih keras dibanding daging sapi sehingga konsumennya terbatas dan tak umum. Akan tetapi, pasarnya masih ada. Masyarakat di beberapa wilayah seperti Sumatra Barat sudah terbiasa mengonsumsi daging kerbau ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×