Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) berharap ekspor beras organik dapat meningkat dibanding tahun lalu. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (P2HTP) Kemtan, Tri Agustin Satriani mengatakan, tidak ada target pasti untuk ekspor beras organik. Pasalnya, beras jenis khusus ini dapat diekspor sepanjang tahun, meski jumlahnya belum banyak.
"Beras organik kita memang terkenal, hanya saja jumlah ekspornya tidak banyak, mungkin kurang dari 1.000 ton per tahun. Namun, kita konsisten," ungkapnya.
Realisasi ekspor beras organik sepanjang tahun 2015 sebesar 277,9 ton. Adapun di tahun 2016 jumlah ekspor meningkat menjadi sekitar 300 ton. Tahun ini, Tri berharap ekspor beras organik dapat meningkat hingga 350 ton.
Ekspor beras organik telah dilakukan kurang lebih sejak lima tahun lalu ke beberapa negara di Eropa, Amerika, dan Asia. "Jumlah ekspor beras organik dalam negeri tidak banyak, lantaran proses budidayanya yang cukup lama dan harus bersertifikat organik internasional," kata dia.
Saat ini terdapat tiga daerah penghasil beras organik kualitas ekspor. Tiga daerah tersebut antara lain Tasikmalaya, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Beras organik Indonesia dihargai cukup tinggi di pasar ekspor, yakni Rp 40.000 - Rp 40.000 per kg. Bahkan, di Belgia, harganya mencapai Rp 70.000 - Rp 90.000 per kg.
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman menegaskan jika saat ini Kemtan tengah menyiapkan lahan seluas 300.000 hektare (ha) untuk mengembangkan pertanian beras organik. "Lahan tersebut akan kami siapkan di wilayah-wilayah perbatasan seperti Riau, Kalteng, dan Entikong, Kalbar, ungkapnya, Jumat (3/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News