kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan & Kemdag belum sepakat bobot sapi impor


Senin, 09 Januari 2017 / 17:48 WIB
Kemtan & Kemdag belum sepakat bobot sapi impor


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) dan Kementerian Perdagangan (Kemdag) belum sepakat bobot ideal impor sapi bakalan yang akan direlaksasi. Kabar terbaru, Kemtan menolak usul Kemdag agar bobot maksimum impor sapi bakalan 500 kg karena dinilai tidak ideal dan menguntungkan bagi feedloter dan bahkan berpotensi disalahgunakan.

Selama ini, rata-rata berat sapi bakalan impor 350 kg. Namun, Kemdag melobi Australia, satu-satu pemasok sapi bakalan ke Indonesia untuk menurunkan harga daging sapi bakalan dengan imbalan Kemdag akan melakukan relaksasi bobot impor sapi bakalan hingga 500 kg. Untuk kesepakatan itu, Australia mau menurunkan harga sapi bakalan impor sebesar US$ 1 per kg.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kemtan I Ketut Diarmita mengatakan, setelah dipelajari, relaksasi bobot impor sapi bakalan seharusnya di bawah berat 500 kg. Pasalnya, bila bobot 500 kg diperbolehkan, maka hal ini berpotensi merugikan peternak atau perusahaan penggemukan sapi karena sulit untuk menambah bobot lagi.

"Kalau misalkan sapi berbobot 500 kg harus digemukkan selama empat bulan lagi, kemungkinan penambahan berat badannya tidak ada lagi, selain penambahan lemak saja," ujar Diarmita, Senin (9/1).

Menurut Diarmita, tujuan Undang-Undang memberikan waktu empat bulan penggemukaan adalah untuk mendapatkan berat badan ideal dan adanya nilai tambah pada sapi yang diimpor. Namun bila bobotnya sudah 500 kg, maka Kemtan berkesimpulan sudah tidak ada nilai tambahnya.

Selain itu, Kemtan juga khawatir feedloter bisa saja memotong sapi bakalan tersebut sebelum menginjak usai empat bulan penggemukan karena berat badannya sudah tidak bertambah lagi. Bila feedloter tidak menggemukan selama empat bulan, maka ada bahaya penyakit sebab di dalam tubuh sapi itu sudah ada hormon yang berbahaya bagi kesehatan.

Untuk itu, Diarmita mengaku telah menyampaikan hal ini kepada Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartisto Lukita untuk melakukan negosiasi ulang dengan pihak Australia. Kemtan mengusulkan agar bobot sapi bakalan itu 250 kg hingga 400 kg per ekor. "Maksimal 450 kg masih bisa ada peluang bertambah bobot 50 kg lagi," imbuhnya.

Sebagai pembanding, selama ini, rata-rata bobot impor sapi bakalan sebesar 350 kg per ekor. Sehingga penambahan bobot sapi bakalan mencapai 400 kg hingga 450 kg dinilai Diarmita masih cukup baik. Enggar akan segera melakukan komunikasi lagi dengan pihak Australia untuk mempercepat kepastian soal bobot impor sapi bakalan ini. Sebab keputusan harus segera diambil pada bulan ini juga untuk persiapan pemasukan sapi bakalan menyambut Lebaran tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×