Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga telur ayam yang umumnya terjadi setiap akhir tahun disinyalir akibat mata rantai panjang distribusi. Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I Ketut Diarmita pemotongan rantai pasok ini dapat dipotong dengan pengadaan koperasi.
“Sekarang peternak kita di Blitar yang merupakan sentra telur, sudah kerja sama dengan Dharma Jaya dan koperasi. Mereka membangun koperasi, mudah-mudahan mereka mampu memotong rantai distribusi yang panjang. Sehingga dengan begitu disparitas harga tidak terlalu tinggi,” kata Ketut, Kamis (22/11).
Ketut berharap ke depannya, petani tidak boleh bekerja sendiri untuk meminimalisir rantai panjang yang menyebabkan harga di konsumen melejit. Selain itu, adanya koperasi ini diharapkan membuat petani mampu berkompromi dengan harga jual.
“Kalau perlu, koperasi yang mereka bangun di korporasi dan dijadikan perusahaan. Nah hanya dengan begitu mereka bisa bargaining. Kalau saat ini kan peternak mandiri karena sendiri, ini yang bikin dia lemah,” ungkapnya.
Ketut lebih detail menjelaskan bahwa di sentra produksi telur di Bogor dan Blitar, para peternak mandiri sudah gencar membangun koperasi untuk memutus mata rantai. Ia berharap dengan adanya koperasi dan memutus rantai pasok, maka kualitas telur dapat meningkat.
“Di Blitar dan Bogor teman peternak mandiri kita sudah mulai gencar membangun koperasi dan kita bukan hanya kita pikir produksi ya. Mikirin kualitas produksi, kalau telurnya kecil-kecil kalah bersaing dengan telur lain. Makanya dengan membangun koperasi dan sumber bibit mereka dengan baik saya kira ke depan ada perubahan,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News