Reporter: Fitri Nur Arifenie, Handoyo, Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Konsumen yang menyukai daging ayam harus hati-hati. Sebab, di ritel-ritel modern banyak beredar ayam Ling Nan dari China. Padahal, sejak tahun 2003 lalu, segala macam produk unggas terutama ayam tidak boleh lagi masuk ke China. Alasannya, produk unggas dari negara tirai bambu tersebut masih belum bebas dari endemi kasus virus Avian Influenza (AI) atau yang beken dengan istilah virus flu burung.
Ade M. Zulkarnaen, Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) menemukan sekitar 120.000 ekor ayam Ling Nan beredar di ritel modern setiap bulannya. Dengan harga jual sekitar Rp 50.000 per kilogram (kg), penjualan ayam Ling Nan bisa mencapai Rp 6,6 miliar. "90% ayam yang beredar di supermarket itu adalah ayam Ling Nan," kata Ade, Senin (24/6).
Keberadaan ayam Ling Nan di ritel patut dipertanyakan, terutama soal asal muasal bibit ayam atau day old chicks (DOC) tersebut. Ade bilang ayam Ling Nan itu diedarkan oleh satu perusahaan yakni PT Barstow Indosukses.
Menanggapi temuan itu, Syukur Iwantoro, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementrian Pertanian menegaskan, sejauh ini pemerintah tidak pernah memberikan izin untuk impor bibit ayam dari China. Namun, ia akan menyelidiki tentang asal muasal ayam Ling Nan ini. "Akan kami konfirmasi temuan ini di mana ayam tersebut dikembangkan," kata Syukur.
Wirawan Darmana, pemilik PT Barstow Indosukses membantah pihaknya mengimpor bibit ayam dari China. Ia mendapatkan bibit ayam dari Balai Latihan Pegawai Pertanian (BLPP), Ciawi, Bogor pada 2000. Ayam Ling Nan sendiri dikembangkan oleh peternak lokal. "Pegawai BLPP bilang, yang ayam kuning jenisnya bagus. Katanya jenis Lingnan dari China," jelas Wirawan.
Satria Hamid, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) mengatakan sampai sejauh ini, di toko modern anggota APrindo tidak kedapatan menjual produk ayam asal Cina tersebut.
Meski demikian perlu adanya kewaspadaan karena kita tidak bisa membedakannya secara kasat mata.
Guna mengantisipasi terus menjalarnya peredaran ayam asal Ciana tersebut, Apindo mengharap agar pemerintah segera melakukan antisipasi dan pengawasan. " "Pemerintah harus bekerjasama antar lintas departemen," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News