kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemtan siapkan asuransi 50.000 sapi indukan impor


Selasa, 09 Februari 2016 / 15:33 WIB
Kemtan siapkan asuransi 50.000 sapi indukan impor


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Untuk meningkatkan populasi sapi dalam negeri, Kementerian Pertanian (Kemtan) akan mengimpor 50.000 ekor sapi indukan dari sejumlah negera. Kemtan menganggarkan dana sekitar Rp 1,5 triliun dalam APBN 2016 untuk pengadaan sapi tersebut.

Pemerintah akan melindungi sapi indukan ini dengan asuransi agar setiap kematian, kehilangan atau bila sapi sakit, ada asuransi yang mengkover kerugian yang terjadi. Diharapkan program asuransi ini bisa mendorong populasi ternak dalam negeri.

Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kemtan, Muladno kepada KONTAN usai meninjau kapal ternak Tanjung Priok, Selasa (9/2).

Muladno bilang, asuransi ini masih diusulkan masuk dalam APBNP 2016. "Kepastian asuransinya kita masih tunggu, tapi total ada 50.000 ekro sapi indukan akan kita asuransikan semua," tutur Muladno.

Ia menjelaskan, setiap ekor sapi akan dikenakan premi asuransi sebesar 1% dari harga sapi tersebut. Untuk tahap awal, pemerintah akan memberikan subsidi sebesar 80% dari premi.

Anggaran untuk subsidi asuransi ini sudah diusulkan masuk dalam APBNP 2016 yang besarannya sekitar Rp 8 miliar untuk subsidi asuransi 50.000 ekor sapi indukan.

Perhitungannya, setiap ekor sapi indukan impor ini akan membayar asuransi Rp 200.000 per selama setahun yang dapat dicicil setiap bulan.

Selain itu, Kemtan juga menawarkan asuransi kepada para peternak sapi. Sebab selama ini, ada sekitar 2.000 ekor sapi betina indukan sudah diasuransikan sendiri oleh para peternak tanpa melibatkan pemerintah. "Sebagian besar mereka ada di Jawa Tengah," terang Muladno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×