Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
LEBAK. Kementerian Pertanian (Kemtan) menargetkan Indonesia bisa swasembada kedelai pada 2018 melalui program dukungan bantuan pada para petani.
"Kami berharap produksi kedelai meningkat dengan dukungan bantuan kepada petani sehingga target swasembada 2018 bisa direalisasikan," kata Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Pertanian Jamil Musanif, di Lebak, Banten, Jumat (5/6).
Ia mengatakan, selama ini kelompok tani di Tanah Air terus mendapat bantuan benih untuk meningkatkan produksi kedelai.
Saat ini, produksi kedelai relatif terbatas sehingga pemerintah harus mengimpor dari berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan pasar. Padahal, ujar dia, petani mampu berswasembada kedelai karena didukung lahan luas.
Pemerintah menargetkan produksi kedelai 1,5 juta ton per tahun dan petani harus mampu meningkatkan produktivitas pertaniannya. "Kami minta petani meningkatkan produktivitas, juga menambah lahan untuk mengembangkan kedelai," ujarnya.
Menurut dia, saat ini sumber daya manusia (SDM) petani kedelai sudah menguasai penggunaan teknologi untuk mendongkrak produktivitas pangan. Namun, kendala di lapangan terjadi penyempitan lahan pertanian karena terjadi beralih fungsi.
Karena itu, pemerintah akan melakukan pendataan luas lahan baku secara akurat sehingga bisa terselamatkan lahan untuk dijadikan tanaman pangan. "Kami minta pemerintah daerah juga dapat mencegah beralih fungsi lahan itu melalui peraturan daerah (perda)," katanya.
Ia menyebutkan, saat ini produksi kedelai rata-rata nasional 1,3 ton per hektare sehingga diharapkan 2018 bisa berswasembada kedelai, dan terus diupayakan lebih tinggi melalui menerapkan teknologi budidaya komoditi tersebut.
Kepala Seksi Produksi dan Palawija Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak Irwan Riyadi menjelaskan untuk meningkatkan produksi kedelai kini kelompok tani yang ada di 17 kecamatan mendapat bantuan kedelai seluas 1.500 hektare.
Selama ini, petani secara swadaya di Lebak komoditas kedelai hanya dikonsumsi saja dan bukan untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar.
Pemerintah mendorong petani agar mengembangkan budidaya kedelai agar bisa memenuhi pasar lokal karena saat ini permintaan kedelai untuk bahan baku tahu dan tempe cukup tinggi, sehingga peluang itu bisa dijadikan sumber pendapatan ekonomi petani.
"Kami prihatin jika petani itu tidak mampu memenuhi permintaan pasar, padahal lahan di Lebak begitu luas," katanya.
Ia menambahkan, saat ini produksi kedelai di Kabupaten Lebak relatif kecil dengan areal tanam sekitar 300 hektare/tahun dan produksi mencapai 20-25 ton/tahun.
Pihaknya mendorong peningkatan produksi kedelai melalui program kegiatan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News