kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mitratani Dua Tujuh genjot ekspor kedelai edamame


Selasa, 14 April 2015 / 07:15 WIB
Mitratani Dua Tujuh genjot ekspor kedelai edamame
ILUSTRASI. Blackpink: Light Up The Sky dan beberapa rekomendasi film dokumenter konser musik dari para penyanyi papan atas dunia.


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Mitratani Dua Tujuh menargetkan penjualan sebesar Rp 191 miliar pada tahun ini. Angka itu tumbuh 36% dibandingkan realisasi penjualan 2014 sebesar Rp 140 miliar.

Dari jumlah itu, kontribusi ekspor mencapai Rp 166,34 miliar dan penjualan domestik Rp 24,7 miliar. Direktur Utama PT Mitratani, Guntaryo Tri Indarto mengatakan, penjualan didapat dari target penjualan 9.395 ton berbagai macam sayuran tahun ini. Target itu naik 36% dibanding realisasi 2014 sebesar 6.889 ton. 

"Sebanyak 7.578 ton untuk pasar ekspor, sedangkan 1.817 untuk pasar lokal. Sekitar 80% diekspor ke Jepang, sisanya ke Australia, Timur Tengah, dan Eropa," kata Guntaryo dalam rilis yang diterima KONTAN, Senin (13/4).

PT Mitratani Dua Tujuh adalah anak usaha PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X). PTPN X menguasai 65% saham Mitratani, sedangkan 35% sisanya dimiliki PT Kelola Mina Laut. Bisnis inti Mitratani adalah sayuran beku dengan fokus ekspor ke Jepang. Komoditas yang dihasilkan adalah kedelai edamame, okra, buncis, dan aneka sayur.

Produksi terbesar adalah edamame. Produk ini diklaim merupakan penganan yang sangat diminati pasar ekspor. Ekspor edamame tahun ini ditargetkan mencapai 6.016 ton, naik 47% dibanding realisasi 2014 sebesar 4.097 ton. Penjualan ekspor lainnya datang dari komoditas okra dan buncis, masing-masing sebesar 1.386 ton dan 176 ton.

Guntaryo mengatakan, saat ini luas lahan panen yang dikelola Mitratani mencapai 1.051 hektare yang tersebar di Kabupaten Jember. Mitra Tani juga mempunyai lahan pembenihan di Bondowoso, Jawa Timur. "Tahun ini kami targetkan bisa memperluas lahan hingga 1.412 hektare seiring dengan target kenaikan produksi," jelasnya.

Guntaryo optimistis perkembangan pasar produk hortikultura Mitratani terus berkembang dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya makanan sehat. Mitratani juga terus memastikan praktik budidaya yang berstandard internasional karena standard dari Jepang sangat tinggi terkait higienitas.

Secara berkala, pembeli dari Jepang datang ke pabrik dan lahan Mitratani untuk memastikan semua proses produksi higienis dan bebas bahan kimia. Saat ini pelanggan Mitratani untuk penjualan ekspor sebanyak 22 perusahaan dan distributor makanan besar di Jepang dan sejumlah negara lainnya. Mitratani terus berupaya melakukan diversifikasi pasar ekspor dengan membidik beberapa negara potensial di Asia dan Eropa.

Menurut Guntaryo, kedelai edamame semakin diminati pasar internasional karena dikenal kaya nutrisi, non-kolesterol, dan bebas bahan kimia. Di pasar lokal, edamame juga semakin diminati seiring pertumbuhan jumlah kelas menengah di Indonesia yang cukup tinggi. "Kelas menengah adalah penyuka produk-produk pertanian berkualitas tinggi.

Di dalam negeri, Mitratani mempunyai 21 konsumen besar yang kemudian didistribusikan ke supermarket, restoran, kafe, dan hotel berbintang di banyak kota besar. Selain beragam produk hortikultura, Mitratani juga memproduksi 39 produk bumbu dan sayur siap saji, mulai dari bumbu rendang, sup, cap cay, perkedel, hingga bumbu sambal goreng.

Bumbu dan sayur beku itu khusus dipasarkan ke perusahaan pertambangan yang terletak di pedalaman dan lepas pantai untuk konsumsi karyawannya. "Tahun ini kami melakukan diversifikasi produk dengan menggarap produk hilir edamame berupa sari edamame, baik dalam bentuk powder maupun siap minum. Pemasarannya menggandeng sejumlah ritel modern. Selain itu kami melakukan uji coba produk lain, seperti talas yang pasarnya cukup besar di Jepang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×