kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kenaikan anggaran infrastruktur jadi angin segar bagi industri semen domestik


Rabu, 24 Maret 2021 / 21:28 WIB
Kenaikan anggaran infrastruktur jadi angin segar bagi industri semen domestik
ILUSTRASI. industri semen dalam negeri


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri semen nasional sebenarnya masih diliputi ketidakpastian lantaran harga produk semen yang rawan mengalami penurunan. Namun, sentimen positif muncul seiring naiknya anggaran infrastruktur oleh pemerintah di tahun 2021.

Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, harga semen turun 0,11% di bulan Februari 2021. Padahal, di bulan Januari 2021 harga semen sanggup naik 0,23%.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso mengaku pihaknya tidak bisa mengomentari tren pergerakan harga semen di Indonesia. Terlepas dari itu, ia menilai bahwa industri semen nasional mendapat angin segar berkat kenaikan anggaran infrastruktur pemerintah di tahun 2021. Hal ini diharapkan akan meningkatkan kembali permintaan dan konsumsi semen domestik.

"Tahun lalu anggaran sempat dipotong untuk biaya penanggulangan Covid-19, sehingga permintaan semen turun," imbuh dia, Rabu (24/3).

Dalam catatan Kontan.co.id, anggaran infrastruktur dalam APBN 2021 ditetapkan sebesar Rp 414 triliun, sedangkan di tahun 2020 anggaran infrastruktur hanya mencapai Rp 281 triliun.

Baca Juga: Tren harga semen menurun, bisnis Semen Bosowa tetap terjaga

Sebelumnya, Direktur Pemasaran PT Semen Bosowa Muhammad Ismail Iskandar menilai, efek pandemi Covid-19 masih menjadi salah satu penyebab turunnya harga semen di awal semester 2021. Pandemi Covid-19 membuat beberapa proyek infrastruktur tidak berjalan optimal, sehingga permintaan semen untuk kebutuhan proyek tersebut berkurang.

Walau begitu, ia memastikan penurunan harga semen tersebut tidak mempengaruhi kelangsungan operasional bisnis Bosowa. Perusahaan ini tetap berupaya menjalankan roda operasional dengan lebih efektif dan efisien.

Ismail berharap naiknya anggaran pemerintah di sektor infrastruktur pada tahun 2021 dapat menjadi pemicu maraknya kembali kegiatan-kegiatan proyek yang sempat tertunda di tahun sebelumnya. Alhasil, permintaan terhadap produk semen dapat membaik sehingga memberi angin segar bagi perusahaan seperti Bosowa.

“Kenaikan anggaran infrastruktur kami harap dapat positif, meski secara nasional permintaan semen masih minus pertumbuhannya,” pungkasnya, kemarin (23/3).

Selanjutnya: PLN disebut minta penurunan harga batubara, begini tanggapan pelaku usaha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×