Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Kenaikan harga bawang di dalam negeri tak hanya membikin resah ibu rumah tangga atau pengusaha kuliner saja. Industri makanan skala besar juga ikut resah menyusul kenaikan harga bawang yang tak terkendali itu.
Kondisi ini disampaikan oleh Franciscus Welirang, selaku Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk saat datang menyambangi redaksi KONTAN, Kamis (14/3). Menurut pria yang akrab disapa Franky itu, bawang tak hanya dibutuhkan ibu rumah tangga melainkan juga dibutuhkan industri termasuk Indofood.
“Kalau harga bawang naik, kami ikut berkepentingan. Ini sama saja dengan kenaikan harga cabai,” kata Franky. Menurutnya, kenaikan harga bawang justru membuat industri lebih pusing, sebab mereka membutuhkan bawang dalam jumlah yang banyak.
Untuk Indofood misalnya, perusahaan membutuhkan bawang untuk beraneka produk makanannya, salah satunya adalah mi instant.
Walaupun tidak memberikan rincian dampaknya, namun Franky mengaku kenaikan harga bawang bisa menambah biaya produksi mi instant. “Kalau harga naik menjadi Rp 42.000 tentu kami terpaksa beli,” kata Franky.
Namun, jika harga bawang lokal sudah terlalu mahal, maka tak ada pilihan lain dari perusahaan kecuali mengimpor bawang dari luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News