kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.825   -46,00   -0,27%
  • IDX 6.429   60,66   0,95%
  • KOMPAS100 922   -0,83   -0,09%
  • LQ45 723   -1,34   -0,18%
  • ISSI 202   3,31   1,67%
  • IDX30 377   -1,31   -0,35%
  • IDXHIDIV20 459   0,66   0,14%
  • IDX80 105   -0,20   -0,19%
  • IDXV30 112   0,71   0,64%
  • IDXQ30 124   -0,16   -0,13%

Kenaikan Pajak Impor India, Sampoerna Agro (SGRO) Akui Tak Terdampak Langsung


Senin, 24 Februari 2025 / 19:33 WIB
Kenaikan Pajak Impor India, Sampoerna Agro (SGRO) Akui Tak Terdampak Langsung
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muatan kelapa sawit dari dalam truk di sebuah tempat jual beli tanda buah segar (RAM) di Desa Purnama Dumai, Riau. Menurut Sampoerna Agro pihaknya menjual seluruh produk CPO dengan fokus di pasar domestik. Dengan begitu, kebijakan kenaikan pajak impor CPO dari India tidak berdampak langsung terhadap operasional dan kinerja perusahaan tersebut. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/rwa.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Pemerintah India yang mengerek tarif pajak impor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) mendapat respon dari sejumlah produsen sawit nasional, tak terkecuali PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO).

Pada pertengahan September 2024 silam India menerapkan kebijakan kenaikan pajak impor CPO, minyak kedelai, dan minyak biji bunga matahari dari 5,5% menjadi 27,5%.

Head of Investor Relation SGRO Stefanus Darmagiri mengatakan, pihaknya menjual seluruh produk CPO dengan fokus di pasar domestik. Dengan begitu, kebijakan kenaikan pajak impor CPO dari India tidak berdampak langsung terhadap operasional dan kinerja perusahaan tersebut.

Baca Juga: B40 Berlaku, Gapki Proyeksi Ekspor CPO Turun 2 Juta Ton pada Tahun 2025

Pihak SGRO turut mengakui bahwa kenaikan pajak impor CPO India akan memengaruhi kinerja ekspor CPO Indonesia ke negara tersebut. Ada potensi juga bahwa kebijakan ini bisa memengaruhi harga CPO di pasar global.

Namun demikian, SGRO tetap yakin industri sawit Indonesia tetap memiliki prospek positif pada tahun ini seiring dimulainya program biodiesel B40.

“Diharapkan program ini dapat membantu dalam meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit, khususnya untuk pasar domestik,” tutur dia, Senin (24/2).

Baca Juga: Jadi Tujuan Ekspor CPO Utama, Rencana Kenaikan Pajak Impor India Bisa Menyusahkan

Sebagai informasi, per kuartal III-2024, SGRO mengalami penurunan pendapatan 16,25% year on year (yoy) menjadi Rp 3,48 triliun. Laba bersih SGRO juga berkurang 41,42% yoy menjadi Rp 247,27 miliar pada periode yang sama.

Manajemen SGRO pernah menyampaikan bahwa perusahaan terdampak oleh fenomena El-Nino yang berlangsung pada 2023 dan 2024. Alhasil, produksi tandan buah segar (TBS) inti SGRO diprediksi turun 10% pada 2024.

Sebelumnya, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengkhawatirkan dampak kenaikan tarif pajak impor CPO dari India. Sebab, India merupakan importir CPO terbesar dari Indonesia, bersama dengan China. 

Gapki pun disebut akan mengirim surat ke pemerintah terkait kebijakan tersebut. Harapannya, Pemerintah Indonesia bisa melobi India agar kenaikan tarif pajak impor CPO tidak membebani eksportir sawit nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×