kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Kenaikan Pajak Impor India, Sampoerna Agro (SGRO) Akui Tak Terdampak Langsung


Senin, 24 Februari 2025 / 19:33 WIB
Kenaikan Pajak Impor India, Sampoerna Agro (SGRO) Akui Tak Terdampak Langsung
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muatan kelapa sawit dari dalam truk di sebuah tempat jual beli tanda buah segar (RAM) di Desa Purnama Dumai, Riau. Menurut Sampoerna Agro pihaknya menjual seluruh produk CPO dengan fokus di pasar domestik. Dengan begitu, kebijakan kenaikan pajak impor CPO dari India tidak berdampak langsung terhadap operasional dan kinerja perusahaan tersebut. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/rwa.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Pemerintah India yang mengerek tarif pajak impor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) mendapat respon dari sejumlah produsen sawit nasional, tak terkecuali PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO).

Pada pertengahan September 2024 silam India menerapkan kebijakan kenaikan pajak impor CPO, minyak kedelai, dan minyak biji bunga matahari dari 5,5% menjadi 27,5%.

Head of Investor Relation SGRO Stefanus Darmagiri mengatakan, pihaknya menjual seluruh produk CPO dengan fokus di pasar domestik. Dengan begitu, kebijakan kenaikan pajak impor CPO dari India tidak berdampak langsung terhadap operasional dan kinerja perusahaan tersebut.

Baca Juga: B40 Berlaku, Gapki Proyeksi Ekspor CPO Turun 2 Juta Ton pada Tahun 2025

Pihak SGRO turut mengakui bahwa kenaikan pajak impor CPO India akan memengaruhi kinerja ekspor CPO Indonesia ke negara tersebut. Ada potensi juga bahwa kebijakan ini bisa memengaruhi harga CPO di pasar global.

Namun demikian, SGRO tetap yakin industri sawit Indonesia tetap memiliki prospek positif pada tahun ini seiring dimulainya program biodiesel B40.

“Diharapkan program ini dapat membantu dalam meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit, khususnya untuk pasar domestik,” tutur dia, Senin (24/2).

Baca Juga: Jadi Tujuan Ekspor CPO Utama, Rencana Kenaikan Pajak Impor India Bisa Menyusahkan

Sebagai informasi, per kuartal III-2024, SGRO mengalami penurunan pendapatan 16,25% year on year (yoy) menjadi Rp 3,48 triliun. Laba bersih SGRO juga berkurang 41,42% yoy menjadi Rp 247,27 miliar pada periode yang sama.

Manajemen SGRO pernah menyampaikan bahwa perusahaan terdampak oleh fenomena El-Nino yang berlangsung pada 2023 dan 2024. Alhasil, produksi tandan buah segar (TBS) inti SGRO diprediksi turun 10% pada 2024.

Sebelumnya, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengkhawatirkan dampak kenaikan tarif pajak impor CPO dari India. Sebab, India merupakan importir CPO terbesar dari Indonesia, bersama dengan China. 

Gapki pun disebut akan mengirim surat ke pemerintah terkait kebijakan tersebut. Harapannya, Pemerintah Indonesia bisa melobi India agar kenaikan tarif pajak impor CPO tidak membebani eksportir sawit nasional.

Selanjutnya: Tak Banyak yang Tahu! Robert Kiyosaki Rekomendasikan Investasi Ternak, Ini Hasilnya

Menarik Dibaca: McDonald's Bagikan Sarapan Gratis dan Donasi ke Sekolah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×