Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menargetkan pertumbuhan positif terhadap penjualan bibit kelapa sawit hingga akhir 2024.
Perseroan melalui merek DxP Sriwijaya berharap penjualan bibit sawit akan meningkat sebesar 5–7% year-on-year (YoY) dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2023.
Hal ini didukung oleh upaya peremajaan kebun sawit yang terus dilakukan.
Stefanus Darmagiri, Head of Investor Relations SGRO, menjelaskan bahwa pada semester pertama 2024, penjualan bibit SGRO telah naik 18% YoY, mencapai 9,7 juta benih sawit. Peningkatan ini menunjukkan antusiasme pasar yang baik terhadap benih sawit unggulan mereka.
Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Ungkap Keuntungan Jadi Anggota RSPO
“Dengan adanya kegiatan peremajaan kebun kelapa sawit, kami menargetkan peningkatan penjualan bibit sawit pada 2024 sebesar 5–7% dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkap Stefanus kepada Kontan, Jumat (6/9).
Kontribusi Bisnis Benih Sawit SGRO
SGRO melalui anak perusahaan PT Bina Sawit Makmur telah memproduksi 12 varietas benih sawit, dan kini menduduki posisi kedua dalam pangsa pasar benih sawit di Indonesia.
Bisnis benih sawit ini memberikan kontribusi sebesar 3% terhadap total pendapatan SGRO.
Kendati demikian, Stefanus belum dapat memberikan target pasti terkait peningkatan laba dan pendapatan secara keseluruhan untuk tahun ini, karena fluktuasi harga minyak sawit mentah (CPO) sangat mempengaruhi hal tersebut.
“Pertumbuhan laba dan pendapatan di tahun 2024 sangat dipengaruhi oleh harga jual CPO yang bergantung pada mekanisme pasar dan fluktuasi harga,” tambah Stefanus.
Strategi Peningkatan Produktivitas
SGRO berkomitmen untuk terus meningkatkan produktivitas melalui kegiatan intensifikasi seperti mekanisasi, manajemen air, peningkatan infrastruktur, dan digitalisasi.
Langkah ini diharapkan dapat menjaga kinerja operasional dan keuangan perseroan meskipun menghadapi tantangan eksternal seperti cuaca.
“Fokus kami adalah meningkatkan efektivitas produksi dan efisiensi kerja di kebun, yang diharapkan dapat membantu menjaga kinerja operasional dan finansial Perseroan,” jelas Stefanus.
Dampak El Nino Terhadap Produksi
Namun, SGRO memperkirakan produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari kebun inti akan turun sebesar 5%–8% YoY pada 2024, disebabkan oleh dampak negatif fenomena El Nino yang terjadi di paruh kedua tahun sebelumnya.
Baca Juga: Harga Komoditas Bergairah, Kinerja Emiten CPO Kian Cerah
Meski demikian, SGRO optimis bahwa produksi TBS akan membaik pada semester kedua tahun ini, terutama karena puncak panen diperkirakan terjadi pada akhir kuartal ketiga hingga awal kuartal keempat.
Selain itu, replanting kebun plasma juga menyebabkan penurunan produksi TBS plasma sebesar 20% YoY pada semester pertama 2024.
Namun, SGRO telah melakukan langkah mitigasi dengan penjadwalan replanting yang lebih optimal di kebun inti dan plasma, sehingga dampak penurunan produksi dapat diminimalisir.
“Kami telah melakukan replanting sebesar 4.772 hektar pada semester pertama 2024, dan dengan penggunaan varietas benih unggul DxP Sriwijaya, kami berharap produksi dari kebun plasma akan meningkat di masa mendatang,” pungkas Stefanus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News