Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Operator jalan tol mengaku kenaikan tarif tol tidak berpengaruh pada pendapatan perusahaan tahun ini. Sebab, kenaikan tarif ini baru berlaku dalam tiga bulan tersisa di tahun ini.
Direktur Operasional Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) Hudaya Arryanto mengakui, kenaikan tersebut baru mulai dirasakan secara penuh tahun depan. Menurutnya, kenaikan tarif tol itu akan menyumbang 7,7% pendapatan dan penambahan volume trafik sebesar 2,3% tahun depan. Dengan kenaikan ini, lanjutnya, pendapatan CMNP akan mengalami kenaikan sebesar 10% atau sekitar Rp 800 miliar.
PT Marga Mandala Sakti (MMS) selaku operator jalan Tangerang-Merak juga senada. Direktur MMS EB Suweila memperkirakan, kenaikan tarif ini akan menumbang lonjakan pendapat sebesar 8,8% pada tahun depan.
Direktur PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Frans S. Sunito juga sepakat. Dia mengaku, kenaikan tarif tahun ini sudah diantisipasi. "Sejak awal ini sudah diperhitungkan pendapatan Rp 4,8 triliun dengan memasukkan asumsi kenaikan tarif dan prediksi pembulatan yang naik dan yang tidak naik,” ujar Frans.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto telah mengumumkan kenaikan tarif 14 ruas tol. Dari 14 ruas tol, ada dua di antaranya yaitu tol Semarang seksi A, B, C dan Ujung Pandang Tahap I dan II yang tidak mengalami kenaikan tarif untuk kendaraan golongan 1 yaitu sedan, jip, pick up, bus kecil, truk kecil dan bus sedang, termasuk jenis mobil keluarga dan kendaraan umum. Penundaan kenaikan dua ruas tol tersebut disebabkan karena faktor pembulatan nilai inflasi yaitu ruas itu terbilang kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News