kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kendala pasokan chip menghambat penjualan televisi di tengah euforia Euro 2020


Senin, 14 Juni 2021 / 19:43 WIB
Kendala pasokan chip menghambat penjualan televisi di tengah euforia Euro 2020
ILUSTRASI. Pekerja pabrik PT Sharp Electronics Indonesia (SEID). KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/05/2016


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelaran Euro 2020 telah resmi berlangsung setelah sempat ditunda pada tahun lalu. Biasanya, momentum hajatan seperti ini turut memberikan efek gulir berupa peningkatan barang dan jasa tertentu, termasuk di antaranya smart tv yang dapat digunakan untuk menyaksikan turnamen yang digelar oleh Uni Sepak Bola Eropa (UEFA) tersebut.

Meski begitu, gelaran Euro 2020 nampaknya tidak terlalu berdampak signifikan terhadap penjualan smart tv. Setidaknya, hal itulah yang kira-kira dialami oleh PT Hartono Istana Teknologi (Polytron Indonesia). 

Chief Commercial Officer Polytron Indonesia, Tekno Wibowo mengungkapkan, kenaikan penjualan smart tv menjelang Euro 2020 tidak sampai 5% dari angka penjualan biasa.

Ia menduga, hal ini dipicu oleh kenaikan harga smart tv dari harga akhir tahun lalu akibat kelangkaan pasokan chip. “Dulu (kenaikan volume penjualan smart tv menjelang Euro) bisa 15%-20%,” ujar Tekno kepada Kontan.co.id, Senin (14/6).

Baca Juga: Sharp Indonesia: Gelaran Euro 2021 tidak signifikan meningkatkan penjualan televisi

Persoalan kelangkaan chip global ini merupakan permasalahan umum yang dihadapi oleh para produsen televisi. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronika (Gabel), Daniel Suhardirman mencatat, krisis pasokan chip sudah mulai dirasakan oleh para pemain elektronik di dalam negeri sejak awal tahun 2021 hingga saat ini.

Untuk smart tv, hal ini berimbas pada beberapa hal, salah satunya yakni jumlah pasokan televisi yang berkurang

“Kita enggak bisa tahu demand lagi naik atau enggak naik, tapi sepertinya demand lagi naik, tapi isu besarnya adalah supply-nya memang enggak ada, sedikit supply-nya itu karena masalah IT semi konduktor yang sampai sekarang masih bermasalah,” papar Daniel saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (14/6).

Sejalan dengan jumlah pasokan yang menurun, harga televisi juga mendaki. Daniel menaksir, kenaikan harga televisi di pasaran sejak awal Januari 2021 hingga saat ini sudah melebihi 10%.

Tentu saja, besaran kenaikan untuk tiap brand tv bisa berbeda. Kenaikannya juga terjadi secara bertahap dari waktu ke waktu. “(Harga tv) naiknya udah berkali-kali, itu kan naik terus, itu bahkan ada merek yang naiknya tiap minggu,” ungkap Daniel.

Selanjutnya: Tidak menjual suvenir bertema Euro 2021, begini alasan Sumber Alfaria Trijaya (AMRT)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×