Reporter: Handoyo | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Salah satu produsen karet terbesar dunia, yakni Vietnam, ingin bergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) bersama Thailand, Indonesia, dan Malaysia, sebagai kelompok produsen karet terbesar di dunia.
Keinginan Vietnam menjadi anggota ITRC demi memperkuat posisi negara produsen karet yang sepakat memangkas ekspor komoditas itu agar
harganya kembali naik. "Kami masih mempertimbangkan dan mengumpulkan lebih banyak informasi sebelum mengambil keputusan," kata Tran Tuan Anh, Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (5/12).
Rencana Vietnam itu jadi berkah yang mengerek harga karet di Bursa Komoditas Tokyo. Lihat saja, harga karet pengiriman Januari 2013, kemarin, meningkat 0,28% menjadi 253,50 yen per kilogram.
Selama ini Thailand, Indonesia, dan Malaysia menguasai 70% produksi perdagangan karet dunia. Apabila Vietnam masuk, maka persentase penguasaan pasar itu bakal kian membengkak.
Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) mencatat, produksi karet dunia pada tahun lalu mencapai 10,97 juta ton, naik 6,6% dibandingkan produksi pada 2010 yang mencapai 10.291.000 ton. Sedangkan produksi karet Vietnam tahun lalu sebesar 811.600 ton, naik 8,2% dibandingkan 2010 yang mencapai sebesar 750.000 ton. Gapkindo pun senang dengan rencana Vietnam bergabung ke ITRC. "Kami sangat mendukung," kata Ketua Gapkindo, Daud Husni Bastari.
Meski sebagai pendatang baru, produksi karet Vietnam tergolong cepat. Pada 2011, Vietnam menjadi produsen karet nomor lima di dunia.
Ketua Umum Dewan Karet Indonesia, Azis Pane, menilai, bergabungnya Vietnam ke ITRC akan memperkuat posisi negara-negara produsen karet.
"Kebijakan terkait karet menjadi lebih kuat," kata Aziz.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News