kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   -14.000   -0,83%
  • USD/IDR 16.440   -98,00   -0,60%
  • IDX 6.538   -60,02   -0,91%
  • KOMPAS100 935   -14,73   -1,55%
  • LQ45 732   -7,58   -1,02%
  • ISSI 204   -2,02   -0,98%
  • IDX30 381   -3,70   -0,96%
  • IDXHIDIV20 459   -2,49   -0,54%
  • IDX80 106   -1,60   -1,48%
  • IDXV30 110   -2,31   -2,06%
  • IDXQ30 125   -0,86   -0,68%

Kerek kinerja, Pyridam Farma (PYFA) memacu kerja sama makloon


Kamis, 11 Juni 2020 / 17:51 WIB
Kerek kinerja, Pyridam Farma (PYFA) memacu kerja sama makloon
ILUSTRASI. Pyridam Farma


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pyridam Farma Tbk ingin kinerjanya terjaga tahun ini. Untuk itu, emiten farmasi berkode saham PYFA ini ingin memacu pendapatan dari segmen jasa makloon. Salah satu caranya yakni dengan menambah beberapa mitra kerja sama baru. Sasarannya ialah perusahaan-perusahaan farmasi yang tidak memiliki fasilitas produksi sendiri.

Direktur PYFA Kuntoro Wisaksono Nurtanio mengatakan, PYFA telah menjalin komunikasi secara intens dengan dua perusahaan yang ingin menggunakan jasa makloon PYFA. Proses penjajakan dengan satu dari kedua calon mitra sudah final. 

Baca Juga: Pelaksanaan rights issue Chandra Asri (TPIA) akan menyeesuaikan proyek CAP II

Oleh karenanya, PYFA saat ini tengah melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan agar bisa mengerjakan pesanan makloon dari calon pelanggan baru. “Beberapa (persiapan) diantaranya sudah kami jalankan,segera mungkin di kuartal kedua akhir, Juli atau awal Agustus akan ada beberapa order yang sudah bisa berjalan,” kata Kuntoro pada acara paparan publik yang dihelat secara virtual pada Kamis (11/06).

Selain meraup pelanggan baru, PYFA juga sudah mengantongi pesanan-pesanan baru dari pelanggan jasa makloon yang sebelumnya sudah bekerja sama dengan pihak PYFA. Adapun order yang dipesan adalah jasa makloon untuk produk-produk multivitamin.

Sayangnya, PYFA tidak menyebut perkiraan kontribusi tambahan pendapatan jasa makloon maupun proyeksi kinerja secara keseluruhan yang bisa didapat hingga tutup tahun nanti. Ia berujar pihaknya masih menghitung sejauh mana kira-kira efek gulir pandemi corona (covid-19) maupun faktor-faktor lainnya bisa memengaruhi kinerja perusahaan.

Meski begitu, diakui perusahaan, kinerja topline PYFA memang tidak kebal dari corona. Pada sesi yang sama, Direktur PYFA Paulus Widjarnako Brotosaputro mengungkapkan, di luar segmen jasa makloon, penjualan produk-produk yang tidak berkaitan dengan penanggulangan corona mengalami penurunan.

Baca Juga: Laba emiten tambang Grup Bakrie ini naik 2,5 kali lipat di kuartal I 2020

Hal ini disebabkan oleh keterbatasan jam praktik dokter maupun rumah sakit yang telah menjadi pelanggan PYFA di tengah penerapan. 

Di sisi lain, kegiatan promosi oleh duta obat PYFA ke rumah sakit ataupun ke calon-calon pembeli lainnya juga mengalami penurunan seiring adanya penerapan  pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Gejala-gejala ini dirasakan oleh PYFA pada bulan Mei 2020 lalu.

Dengan adanya kedua faktor di atas, kinerja penjualan bersih PYFA di sepanjang semester I 2020 diperkirakan bisa turun 5%-10% dibanding periode sama tahun lalu. Meski begitu, Kuntoro menambahkan, temuan awal tersebut masih belum cukup untuk dijadikan sebagai dasar untuk menghitung proyeksi kinerja hingga tutup tahun. 

Baca Juga: Indofarma (INAF) ketiban berkah dari pengadaan rapid test diagnostik dan PCR Covid-19

“Saya rasa data 1 bulan belum cukup untuk kami membuat satu kesimpulan ke depan,” kata Kuntoro.

Sepanjang Januari - Maret 2020 lalu, PYFA membukukan penjualan bersih sebesar Rp 79,03 miliar atau naik 23,84% dibanding penjualan bersih periode sama tahun lalu. Secara terperinci, realisasi tersebut terdiri atas penjualan bersih sebesar Rp 75,01 miliar dari segmen produk farmasi, produk kecantikan dan jasa maklon serta Rp 4,01 miliar dari segmen produk kesehatan.

Seiring kenaikan pada penjualan bersih, laba bersih tahun berjalan PYFA melesat sebesar 131,55% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula sebesar Rp 1,88 miliar pada kuartal I 2019 menjadi Rp 4,36 miliar di kuartal I 2020.

Baca Juga: Ini strategi Tembaga Mulia Semanan (TBMS) jaga keberlangsungan bisnisnya di 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×