kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Ketegangan Iran-Israel Meningkat, Picu Kenaikan Harga BBM Pertamina?


Rabu, 18 Juni 2025 / 12:27 WIB
Ketegangan Iran-Israel Meningkat, Picu Kenaikan Harga BBM Pertamina?
ILUSTRASI. PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengevaluasi harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi secara berkala


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengevaluasi harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi secara berkala, di tengah meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah yang berpotensi mendorong harga minyak mentah dunia melonjak.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, penyesuaian harga BBM non-subsidi tetap mengacu pada mekanisme yang berlaku, dengan mempertimbangkan sejumlah variabel seperti harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta komponen perpajakan.

“Penyesuaian harga BBM non-subsidi memang merupakan hal yang rutin dilakukan. Melalui Pertamina Patra Niaga, kami akan melakukan evaluasi setiap akhir bulan untuk menetapkan harga yang berlaku pada tanggal 1 bulan berikutnya. Jadi, seperti biasa, harga BBM non-subsidi akan disesuaikan berdasarkan hasil evaluasi tersebut,” kata Fadjar di Jakarta, Selasa (17/6).

Baca Juga: Pertamina Siaga! Siapkan Rute Alternatif Hadapi Ancaman Konflik Iran-Israel

Fadjar menegaskan, di tengah ketidakpastian global akibat konflik antara Iran dan Israel, Pertamina memastikan pasokan energi nasional dalam kondisi aman.

Perusahaan juga telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi, mulai dari pemantauan ketat terhadap situasi global, pengalihan rute pelayaran, hingga diversifikasi sumber pasokan. Salah satu opsi yang tengah dijajaki adalah melanjutkan impor minyak dari Rusia.

“Kita membuka peluang impor dari berbagai negara. Kilang Pertamina sebelumnya juga pernah mengimpor minyak dari Rusia melalui skema tender,” terang Fadjar.

Sebagai informasi, kawasan Selat Hormuz menjadi jalur strategis pengiriman hampir sepertiga pasokan minyak dunia. Kondisi geopolitik yang memanas dikhawatirkan dapat mengganggu kelancaran distribusi energi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×