Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog akan menggandeng TNI-Polri sebagai upaya untuk menstabilkan harga beras dan untuk mendekatkan masyarakat atas kebutuhan bahan-bahan pokok.
Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid berpendapat, adanya kerjasama antara Bulog dan TNI-Polri bukanlah sebuah masalah, namun menurutnya keterlibatan TNI-Polri dalam upaya menstabilkan harga beras ini sudah berlebihan.
"Tugas TNI itu kan untuk menjaga keamanan negara, bukan menjaga kestabilan harga beras. Terlalu jauh menurut saya. Harga beras juga sekarang masih sesuai dengan HET yang ditetapkan," ujar Zulkifli kepada Kontan.co.id, Minggu (6/5).
Menurut Zulkifli, seharusnya harga beras juga ditentukan oleh mekanisme pasar. Pasalnya, harga sangat dipengaruhi pasokan beras dan permintaan.
Zulkifli berpendapat, masalah perberasan ini dimulai dari masalah data produksi pangan dan pemerintah yang menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas beras. "Kan kementerian pertanian klaim surplus, namun datanya bagaimana. Sementara HET juga ditetapkan. Padahal, biarkan saja pasar yang menentukan, kalau mau ya tentukan harga batas atasnya. Apalagi kan beras bermacam-macam jenisnya," ujar Zulkifli.
Menurut Zulkifli, kerjasama antara Bulog dan TNI-Polri ini juga belum tentu akan efektif menstabilkan harga beras. Apalagi, menurutnya dalam beberapa bulan ke depan, kenaikan harga beras akan kembali terjadi dalam beberapa bulan ke depan karena masa panen yang sudah mulai selesai. " Walaupun TNI dan Polri diadakan, itu semuanya tidak ada artinya. Kita sama-sama lihat nanti," ujar Zulkifli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News