Reporter: Muhammad Julian | Editor: Azis Husaini
“Bagaimana pun permintaan truk ringan dan medium memiliki keterantungan terhadap permintaan komoditas, selain juga dipengaruhi pertumbuhan ekonomi tentu saja,“ jelas Duljatmono kepada Kontan pada beberapa waktu yang lalu.
Catatan saja, sektor industri minyak sawit memang tengah menghadapi ketidakpastian. Berdasarkan pola yang ada pada tahun-tahun sebelumnya, angka permintaan CPO memang cenderung mengalami kenaikan di semester II.
Namun demikian, prospek penjualan ekspor CPO memiliki situasi yang berbeda di semester II 2019 dikarenakan adanya ketidakpastian akibat sejumlah sentimen global.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) bahkan memprediksi ekspor CPO dan turunannya berpotensi mengalami penurunan. Adapun beberapa sentimen global yang dimaksud di antaraya meliputi mengetatnya persaingan ekspor di pasar India serta tindakan diskriminasi terhadap produk biodiesel Indonesia oleh Uni Eropa.
Tindakan diskriminasi oleh Uni Eropa dilakukan dengan memberlakukan tarif bea masuk antisubsidi (BMAS) sebesar 8%-18% atas dasar tuduhan adanya pemberian subsidi oleh Pemerintah terhadap produk biodiesel dalam negeri.
Ketentuan ini diberlakukan pada 14 Agustus 2019. Ketentuan ini berlaku selama empat bulan setelah ditetapkan dan bisa diperpanjang menjadi lima tahun.
Berdasarkan perkembangan terkahir, Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan diri untuk melayangkan gugatan terhadap Uni Eropa di World Trade Organization (WTO).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News