kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ketika ekonomi digital bertamu ke industri hotel


Kamis, 23 November 2017 / 15:54 WIB
Ketika ekonomi digital bertamu ke industri hotel


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah berkembangnya investasi perhotelan di Tanah Air, munculnya ekonomi digital dinilai positif oleh para pengusaha hotel. Bahkan dengan adanya ekonomi digital, diharap bisa membantu pengusaha hotel menumbuhkan jumlah tamu yang datang.

Hariyadi Sukamdani, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani menilai, keberadaan digital ekonomi didukung penuh oleh para pengusaha hotel. "Tetapi harus diingat, digital ekonomi itu harus meningkatkan produktivitas ekonomi bangsa," ujarnya di Jakarta Convention Center, Kamis (23/11).

Lebih lanjut, Hariyadi menilai bahwa adanya digital ekonomi dinilai dari segi reservasi cukup membantu pertumbuhan jumlah tamu. Misalnya, dengan sistem online, hotel-hotel yang menerima booking lewat digital media tumbuh 15%-20%.

"Bahkan ada hotel yang sampai 90% beralih pemesanannya melalui online," sebutnya.

Namun dari segi transaksi, Hariyadi menilai bahwa adanya digital ekonomi harus dilihat lagi lebih lanjut. "Bahwa apakah profitnya jatuh ke badan usaha tetap di Indonesia yang bisa menambah pajak negara atau mereka tidak punya badan tetap namun ambil komisi 15%-30%?" tegas Hariyadi.

Untuk itu, bersama dengan pemerintah, Hariyadi berharap, ada pengawasan akan hal ini. "Saya juga mengundang rekan dari developer TI untuk berkonsolidasi dan bekerjasama demi menekan biaya operasional hotel," pungkasnya.

Sementara itu, Fabrice Mini, Direction Operation Accor Hotel berpendapat, digital ekonomi sebagai distribusi online di hotel mulaI berkembang kuat di Indonesia. "Salah satu yang kuat adalah kemunculan Airbnb yang berkembang," kata Fabrice.

Tetapi dengan kondisi tersebut, Fabrice menilai penting untuk informasi operator hotel diketahui masyarakat. Hingga saat ini operator hotel asing masih rendah dibanding negara lain.

"Informasi mengenai penginapan, kondisi pelayanan dan hasil dari tamu yang menginap penting. Dan tamu bisa menilai melalui online. Dari situ informasi imbang," imbuh Fabrice.

Dengan begitu digital ekonomi dinilai bisa menjadi keuntungan ataupun menjadi ancaman juga bagi pengusaha hotel. Fabrice Mini pun yakin dengan kondisi pasar dan distribusi online yang berkembang, profit yang diperoleh Accor akan positif. Dia menyebut, pertumbuhan bisnis Accor Hotel tahun depan akan capai 7%-8%. Rencananya juga tahun 2018, Accor akan membuka 12-13 hotel baru dan 30 hotel di tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×