kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ketua Koperasi PIBC menepis tudingan Mentan soal kecurangan beras


Kamis, 08 November 2018 / 22:19 WIB
Ketua Koperasi PIBC menepis tudingan Mentan soal kecurangan beras
ILUSTRASI. Aneka jenis beras


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai melakukan operasi pasar, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengindikasikan ada kecurangan yang dilakukan pedagang beras dengan mengganti kualitas medium menjadi premium.

Namun hal ini dibantah oleh Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid. Ia menyebutkan, kadar broken (beras patahan) untuk medium adalah 15% sehingga tidak mungkin bisa dijual sebagai premium.

"Beras medium itu tidak akan pernah dijadikan beras premium. Ini karena kadar broken-nya saja 15% untuk medium. Jadi mustahil medium bisa dibuat menjadi premium," kata Zulkifli kepada Kontan.co.id, Kamis (8/11).

Pernyataan ini bertolak belakang dengan statement Arief Prasetyo selaku Dirut Food Station. Arif menyebut bahwa beras premium saat ini kadarnya adalah 15% broken, di mana ini tertuang dalam dalam Permentan Nomor 31/Permentan/PP.130/8/2017 tentang Kelas Mutu Beras.

Dalam Permentan tersebut dikatakan beras medium, derajat sosohnya 95%, kadar air 14%, dan broken 25%. Sementara beras premium maksimal derajat sosohnya 95%, kadar air 14%, dan broken 15%.

Sebelumnya Amran menyampaikan kecurigaannya pada pelaku pasar ini terbukti pada cek laboratorium bersama satgas pangan. Namun sejauh ini, hal tersebut masih diidentifikasi kebenarannya.

“Ada anomali ini nanti kita serahkan ke satgas pangan. Kita himbau supaya (pedagang) jangan mengubah kalau memang premium. Kami ada sampel kami ambil di bawa ke lab dikatakan premium tetapi sesungguhnya medium,” kata Amran di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

Zulkifli menuturkan bawha Bulog yang harus bertanggung jawab dalam mencukupi pasokan beras medium di PIBC. Ia pun turut mendesak agar Bulog segera mengeluarkan beras medium tersebut untuk menetralkan harga pasar.

“Itu di medium 15% brokennya. Sekarang kan Cuma Bulog yang punya beras medium. Bulog yang seharusnya punya cara bagaimana antisipasi agar harga beras tidak naik, keluarkan beras medium,” tegasnya.

Kebutuhan PIBC saat ini untuk komoditi beras adalah 3.000 ton per hari, dengan jumlah permintaan untuk beras medium sebesar 60% per harinya. Atau dengan kata lain per hari kebutuhan akan beras medium adalah 1.800 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×