kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Koperasi PIBC sebut Bulog belum keluarkan stok beras medium


Kamis, 08 November 2018 / 19:45 WIB
Koperasi PIBC sebut Bulog belum keluarkan stok beras medium
ILUSTRASI. Dirut Bulog dan Menteri Pertanian sidak Pasar Induk Beras Cipinang


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Zulkifli Rasyid membantah pernyataan Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) soal telah mendistribusikan lebih 60% beras medium.

Zulkifli menyebut bahwa sejak satu bulan ini, Bulog belum memberikan kucuran beras medium di PIBC. Ini berdampak pada kenaikan harga beras medium yang sebelumnya di kisaran Rp 8.500.

"Beredarnya beras medium 60%, ini salah. Yang sebenarnya mungkin Operasi Pasar itu daerah Jawa Barat mungkin ada. Tapi kan untuk di DKI Bulog belum keluarkan beras medium. Padahal kan hanya Bulog yang punya stok medium," kata Zulkifli kepada Kontan.co.id, Kamis (8/11).

Saat melakukan penetrasi pasar pagi ini, Buwas mengaku heran dengan mahalnya harga beras dan tingginya stok beras premium.

“Lalu kenapa stok medium yang di yang saat ini tidak sesuai, padahal Bulog menggelontorkan 60 % lebih kualitas medium, seharusnya realisasi di lapangan seimbang,” jelas Buwas.

Saat ini, stok beras Premium di PIBC terus meningkat, sedangkan beras medium menurun. Hal ini berpengaruh pada harga beras medium yang terkerek naik mencapai Rp 9.300 per kg hingga Rp 12.200 per kg, sedangkan beras premium berkisar Rp 12.000 per kg hingga 13.000 per kg.

Menurut Zulkifli saat ini beras yang dipasok dari berbagai daerah adalah kualitas premium dengan persentase mencapai 80% hingga 90%. Padahal masyarakat tingkat kebutuhan beras masyarakat cenderung kepada kualitas medium.

"Itu pasokan dari daerah 80% - 90% adalah beras premium yang masuk ke PIBC. Yang 10% adalah beras medium. Beras medium kenapa mahal, karena pasokan dari daerah berkurang sedangkan peminat bertambah," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×