kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ketua Umum APPBI: Lesunya ritel non-mamin tidak bisa dipukul rata


Kamis, 11 Juli 2019 / 19:32 WIB
Ketua Umum APPBI: Lesunya ritel non-mamin tidak bisa dipukul rata


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan menilai, lesunya penjualan ritel non-makanan dan minuman (mamin) pada semester I 2019, atau tepatnya pada hari raya Lebaran tidak bisa dipukul rata terjadi pada tiap pelaku bisnis.

Ditemui dalam acara konferensi pers Indonesia Great Sale (IGS) 2019, Kamis (11/7), Stefanus menyebut penurunan penjualan terjadi pada pelaku yang tidak mengikuti pola konsumsi konsumen dan zaman.

"Kita perlu melihat bagaimana strategi yang dilancarkan oleh pebisnis tersebut. Ada sebagian yang mengalami kenaikan pengunjung dan sebaliknya. Nah, yang menurun ini, tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi konsumen saat ini. Perlu diketahui bahwa konsumen saat ini berbelanja tidak hanya sebagai fungsi tapi juga pengalaman, seperti merasakan interior yang bagus atau makanan yang unik," jelasnya.

Selain itu, Stefanus menilai masyarakat saat ini lebih banyak melakukan pertimbangan untuk menggunakan uang. Konsumen melihat dari sisi ketentuan daya tarik, fungsi, dan manfaat, sebelum melakukan pembelian.

"Ada toko ritel non-mamin yang membanderol produk senilai Rp 4 juta dan laku keras. Hal itu menunjukkan daya beli masyarakat masih bagus, hanya lebih selektif. Bagaimana menarik konsumen untuk datang itu lebih penting," kata dia.

Ia memprediksi pada semester II 2019, sektor ritel non-mamin bisa meningkat walau tidak signifikan, yakni sampai 10%. Dirinya melihat, hal ini bisa banyak disumbang oleh penjualan fashion muslim seperti hijab dan kosmetik.

"Tentu kenaikan ini juga tidak merata akan terjadi pada semua pelaku bisnis. Namun kenaikannya pasti terjadi pada pelaku bisnis yang mengikuti tren dan berubah sesuai zaman," pungkasnya.

Dalam gelaran IGS yang akan berlangsung pada 14-25 Agustus mendatang, Stefanus menargetkan nilai transaksi penjualan dan kunjungan bisa naik 20% dibandingkan dengan acara Great Sale pada 2018 yang diadakan oleh pengelola mall secara terpisah di tiap daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×