Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pertumbuhan e-commerce di Indonesia meroket, berbagai pihak memprediksi investasi teknologi finansial (tekfin) atau financial technology akan melewati investasi e-commerce pada 2018.
“Prediksi saya, pertumbuhan tekfin dapat melampaui pertumbuhan e-commerce sebagai area destinasi tujuan investasi tahun ini,” ujar Partner McKinsey & Company, Guillaume de Gantes pada Forum Digital Indonesia-Australia, Kamis (31/1) di Jakarta.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia Donald Wihardja menambahkan, pertumbuhan e-commerce sekitar tumbuhnya 8% per tahun.
Tapi, e-commerce hanya salah satu sektor yang membutuhkan channel pembayaran. Ini merupakan peluang bagi penyedia sistem pembayaran seperti tekfin.
"Menariknya, Indonesia di tengah persimpangan, apakah ekosistem ekonomi digitalnya mau mengekor China atau Amerika Serikat,” papar Donald.
Dia menjelaskan, di AS, terdapat vertical king di tiap bidang. Misalnya, platform e-commerce dirajai Amazon, di platform search engine ada Google, dan Facebook di platform sosial media.
"Setiap bidang ada jagoannya tersendiri," kata dia.
Sedangkan di China, perusahaan teknologi jagoan hanya ada satu atau dua saja, tapi mengusai semua bidang. Donald mencontohkan Alibaba yang jago di funding, payment, e-commerce dan banyak bidang lain.
“Orang tidak lagi mencari layanan terbaik di fintech itu atau pakai ini, pakai lending ini. Mereka mau platform yang tergabung ke dalam satu sistem. WeChat tidak untuk messaging, tapi juga pesan hotel dan beli barang,” jelas Donald.
Donald bilang, langkah inilah yang tengah dilakukan oleh GoJek dan Grab. Donald juga menegaskan benang merah yang dapat menghubungkan semua layanan di startup adalah pembayaran atau payment.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News