Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Jababeka Tbk (KIJA) mendapat investasi sebesar US$ 500 juta dari perusahaan konstruksi asal Korea Selatan, yakni DW Development Co Ltd.
Dengan investasi ini, DW Development akan menjadi pemegang 49% saham PT Banten West Java Tourism Development, anak usaha KIJA yang menangani Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.
“Dana investasi akan lebih banyak bangun infrastruktur jalan, pengelolaan limbah, pengelolaan air bersih, listrik, dan saluran telekomunikasi serta membangun lapangan golf dan hospitality. Mereka akan melakukan studi lebih lanjut saat berkunjung ke Indonesia,” kata Purnomo S Prasetyo, Direktur Utama PT Banten West Java Tourism Development kepada KONTAN, Minggu (5/6).
Setiawan Mardjuki, Direktur KIJA mengatakan dengan adanya investasi dari DW Development diharapkan dapat menarik minat investor lainnya.
“Dengan masuknya investor besar akan menarik investor-investor kecil lainnya untuk membangun villa,” kata Setiawan kepada KONTAN.
Tahun ini pembangunan KEK Tanjung Lesung memasuki tahap kedua. Biaya investasi senilai Rp 233,75 miliar dengan lahan yang akan dikembangkan seluas 152 hektare (ha).
Yang terdekat, kata Purnomo, bulan depan akan dimulai konstruksi Ladda Bay Village, kawasan penginapan yang berisi 250 unit villa. Konstruksi diperkirakan selesai pada Desember 2017. Harga unitnya bervariasi dari Rp 400 juta hingga Rp 600 juta.
Terdapat tiga tipe unit. Pertama,Viriya dengan satu tempat tidur. Luas bangunan 21 meter persegi di atas lahan 60 m2. Kedua, Viriya dua lantai dengan dua tempat tidur. Luas bangunan 30 m2 di atas lahan 60 m2. Ketiga, homestay Tara dengan luas bangunan 36 m2 di atas lahan 72 m2.
Purnomo mengatakan, investasi untuk Ladda Bay Village sekitar Rp 80 miliar. Target marketing sales dari sana Rp 100 miliar-Rp 120 miliar.
Selain itu ada sejumlah unit Ladda Bay Village yang disewakan. Penginapan ini pengunjung kelas menengah.
“Di Ladda Bay Village, kami membuat variasi penginapan dengan harga sewa yang 50% lebih rendah supaya menarik wisatawan dari Jakarta,” kata Setiawan.
Lalu, tahun ini juga akan dikembangkan kawasan homestay yang bentuknya serperti hotel.
“Kami siapkan fasilitas ini sebagai tandingan homestay yang sudah ada. Homestay ini memiliki standar hotel dengan kebersihan yang terjamin berbeda dengan homestay berstandar rumah biasa pada umumnya,” kata Setiawan.
Homestay ini mengicar wisatawan kelas menengah ke bawah. Terutama anak-anak muda yang sedang berlibur.
Total ada 1.000 unit dengan 10 tower. Total investasi Rp 200 miliar. Pembangunannya akan dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama investasinya Rp 50 miliar untuk membangun dua tower. Konstruksi dilakukan dua bulan setelah lebaran. Pembangunan diperkirakan selesai Desember 2017.
Tahap berikutnya tiga tower akan dilakukan setelah melihat penjualan dari tahap pertama. Tahap ketiga akan dibangun lima tower.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News