Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - TANGERANG SELATAN. Proyek Kilang Tuban alias New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban dikhawatirkan mandek karena terdampak eskalasi perang Rusia-Ukraina. Maklum, proyek kilang Tuban menggandeng Rosneft, perusahaan migas Rusia,
Kekhawatiran itu muncul lantaran saat ini sudah ada proyek migas dengan partner Rusia, seperti Blok Tuna, yang terdampak konflik Rusia-Ukraina.
Pengembangan Blok Tuna mandek akibat sanksi Uni Eropa dan Inggris kepada Premier Oil Tuna BV, anak usaha Harbour Energy Group karena bermitra dengan Rusia.
Dus, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) membuka opsi menambah partner di proyek Kilang Tuban tersebut.
Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman menyatakan, pihaknya sudah mengomunikasikan dengan Rosneft pada tiga bulan lalu perihal opsi mengambil partner baru di proyek Kilang Tuban.
Opsi ini muncul mempertimbangkan implikasi perang Rusia-Ukraina.
“Kami sudah sampaikan ke pihak mereka, apakah kita harus mengambil partner lain atau enggak untuk menyeimbangkan. Kita sudah komunikasikan, kan harus kita kasih tahu ke pihak Rosneft bahwa di saat konflik Rusia dengan Ukraina ada implikasi, mereka juga aware akan hal itu,” ujarnya saat ditemui di sela acara IPA Convex 2023, Kamis (27/7).
Baca Juga: Pertamina Resmikan Pengapalan Perdana dan Suplai Produk Orthoxylene
Namun, Taufik menegaskan, kerja sama dengan Rusia masih tetap dijalankan. Menurutnya kontrak perusahaan patungan atau (joint venture/JV) harus diselesaikan dahulu.
Melansir data Kementerian ESDM, Rosneft Oil Company melalui afiliasinya Petrol Complex PTE LTD menandatangani akta pendirian perusahaan patungan, PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP). Perusahaan patungan ini yang membangun dan mengoperasikan Kilang Tuban.
“Joint venture kita harus selesai sampai ini Final Investment Decision (FID) karena itu sudah komitmen,” terangnya.
Kilang Pertamina Internasional menargetkan kesepakatan investasi Kilang Tuban terlaksana pada awal 2024.
Pada Juni lalu, Taufik pernah menyebutkan, Kilang Tuban tengah memasuki tahapan financial advisor. Tahapan ini diperlukan untuk mendukung kepastian pendanaan proyek.
Di saat bersamaan Kilang Pertamina Internasional juga mendorong persiapan teknis untuk bisa memulai konstruksi.
Selain itu, Kilang Pertamina Internasional menargetkan proses FID atau kepastian investasi bersama joint venture bisa dilaksanakan segera.
"Harus bisa FID-kan proyek ini di kuartal I 2024, harus FID. Itu poin milestone-nya," tegas Taufik.
Kilang Tuban yang berdiri di atas lahan seluas 840 hektare di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Kilang Tuban dari total 70 unit dengan 14 unit pengolahan BBM dan 7 unit pengolahan petrokimia, dan sisanya merupakan unit pendukung.
Kilang Tuban sendiri ditargetkan dapat menjadi pemimpin industri dengan margin pengolahan tertinggi dibandingkan dengan kilang lain di Asia Tenggara.
Baca Juga: Kesepakatan Investasi Kilang Tuban Ditargetkan Terlaksana Awal Tahun Depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News