Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) terus mendorong Proyek Strategis Nasional (PSN) Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan. Setelah menyelesaikan Lifting Alkylation Reactor Equipment pada bulan Agustus 2021, gerak cepat Pertamina kembali ditandai ekspansi pembangunan terminal crude oil di Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Tak hanya fokus mengejar pembangunan jalur pipa lepas pantai (offshore) dan darat (onshore) sepanjang total 41km, dua tanki raksasa dengan total kapasitas 2 juta barrel nantinya akan menjadi komponen penunjang Terminal Lawe-Lawe.
Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, Ifki Sukarya mengatakan, terminal Lawe-Lawe berperan sebagai area penerimaan, penyimpanan dan penyaluran minyak mentah ke kilang Pertamina di Balikpapan.
“Dalam proyek RDMP Balikpapan ini kami membangun Single Point Mooring (SPM) berkapasitas 320 deadweight tonnage yang berfungsi menerima pasokan minyak mentah dari kapal tanker. Minyak mentah dari SPM akan disimpan di Terminal Lawe-Lawe dan disalurkan ke kilang Pertamina di Balikpapan,” jelas Ifki dalam keterangan resmi pekan lalu, Senin (4/10).
PT KPI Unit Balikpapan juga dalam tahap pembangunan dua buah tanki penyimpanan minyak mentah dengan total kapasitas 2 juta barrel. Tangki ini menambah kapasitas tangki yang ada saat ini sebesar 5,6 juta barrel sehingga jumlah total kapasitas menjadi sebesar 7,6 juta barrel.
“Tanki-tanki raksasa berkapasitas 2 juta barrel ini dirancang cermat dengan perbaikan tanah yang menggunakan metode Stone Column serta Dynamic Compaction untuk meningkatkan kestabilan lahan,” jelas Ifki.
Baca Juga: SKK Migas: Cadangan migas bertambah 521 MMBOE sampai September 2021
Ifki mengatakan, PT KPI Unit Balikpapan juga tengah melakukan pembangunan fire water tank dan fasilitas pendukung lain seperti steam and power generation, raw water cooling system, dan fire protection system.
Sejalan dengan mandat Presiden Republik Indonesia terkait percepatan pembangunan kilang untuk menyokong kemandirian energi, melalui RDMP Balikpapan Pertamina targetkan penambahan kapasitas produksi sebanyak 38% dari 260.000 barrel per hari menjadi 360.000 barrel per hari.
Sejak adanya restrukturisasi di tubuh Pertamina, PT KPI yang menjadi induk usaha kilang petrokimia Pertamina kini menjadi pengelola proyek RDMP Balikpapan. Hingga bulan September 2021, Proyek EPC ISBL OSBL RDMP Balikpapan telah mencapai overall progress 41,55%, di atas target revisi sebesar 40,00%.
RDMP Balikpapan yang dikelola oleh PT KPI terdiri dari 2 Fase. Perinciannya, fase 1 yang ditargetkan rampung tahun 2024 bertujuan untuk meningkatkan kapasitas menjadi 360.000 barrel per hari dan menghasilkan produk-produk berkualitas yang memenuhi standar Euro V.
Sedangkan fase 2 yang ditarget rampung pada 2026 bertujuan meningkatkan fleksibilitas pasokan minyak mentah serta memproduksi minyak mentah ekonomis yang lebih banyak tersedia di pasaran dengan kandungan sulfur 2%.
Ifki menegaskan, RDMP Balikpapan merupakan tonggak kemandirian energi, PT KPI terus perkuat koordinasi strategis dengan mitra-mitra proyek. Terlepas dari keterbatasan selama pandemi, kinerja mitra termasuk dalam ekspansi Terminal Lawe-Lawe tetap andal.
Dalam RDMP Balikpapan sendiri, fase konstruksi dan pengembangan PT KPI menunjuk mitra-mitra mumpuni seperti SK Energy Korea, Hyundai Engineering Korea, PT Rekayasa Industri dan PT PP.
“RDMP Balikpapan merupakan salah satu proyek terbesar di Pertamina dengan nilai investasi mencapai US$ 6,5 miliar. Spirit PT KPI dalam mengawal proyek ini tak hanya berorientasi pada profit tetapi juga bentuk integritas PT KPI dalam menjamin ketahanan energi di Indonesia,” tutup Ifki Sukarya.
Selanjutnya: Lampaui target pengeboran, Pertamina Hulu Rokan selesaikan 47 sumur tajak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News