kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SKK Migas: Cadangan migas bertambah 521 MMBOE sampai September 2021


Minggu, 10 Oktober 2021 / 21:52 WIB
SKK Migas: Cadangan migas bertambah 521 MMBOE sampai September 2021
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan logo Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). TRIBUNNEWS/HERUDIN


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Capaian reserve replacement ratio (RRR) telah memberikan tambahan cadangan migas sebesar 521 MMBOE atau setara dengan 83,3% dari keseluruhan target tahun 2021 sebesar 625 MMBOE sampai September 2021 ini. 

Dengan capaian tersebut, upaya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam mempertahankan cadangan migas nasional di tahun 2021 diperkirakan bakal melampaui target.

Deputi Perencanaan SKK Migas, Benny Lubiantara mengatakan, mayoritas pembahasan plan of development (POD) berlangsung lancar tanpa ada isu-isu yang membutuhkan pembahasan yang mendalam. Benny memperkirakan, mayoritas  pembahasan POD akan akan bisa diselesaikan bulan ini.

Sisanya masih membutuhkan persetujuan dari operator wilayah kerja Pertamina Group yang sebagian masih dalam pembahasan di sub holding hulu, lalu sebagian lainnya masih membutuhkan persetujuan insentif dari Pemerintah

“POD yang masih dalam proses pembahasan tersebut akan memberikan tambahan cadangan migas yang sangat besar. Jika semuanya berjalan lancar maka diperkirakan di akhir tahun ini RRR bisa mencapai 240%,” kata Benny dalam keterangan tertulis.

Baca Juga: Produksi 500 juta barel minyak, WK Cepu sumbang penerimaan negara Rp 249 triliun

Benny menjelaskan, target RRR 100% merupakan  salah satu key performance indicator (KPI) SKK Migas. SKK Migas realisasi RRR bakal melampaui target yang telah ditetapkan. Dalam prognosis SKK Migas, capaian RRR di bulan November 2021 akan mencapai sekitar 134%. Penambahan cadangan migas secara signifikan diperkirakan akan terjadi di bulan November dan Desember 2021. 

SKK Migas memperkirakan, capaian RRR di akhir tahun setidaknya mencapai sebesar 186%. Jika usulan insentif disetujui Pemerintah, maka capaian RRR tahun 2021 diperkirakan bisa mencapai 240%.

Usulan POD yang masih membutuhkan dukungan insentif dan akan memberikan tambahan cadangan migas yang besar di sisa waktu tahun ini meliputi Jindi South Jambi B Co sebesar 233,6 MMBOE, OPHIR Indonesia (Bangkanai) LTD sebesar 150,9 MMBOE, Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) sebesar 149,5 MMBOE dan Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS) sebesar 273,8 MMBOE. Total keseluruhan potensi tambahan cadangan migas yang membutuhkan dukungan insentif mencapai sekitar 938 MMBOE.

Benny bilang, POD yang berpotensi memberikan tambahan cadangan migas yang besar dan membutuhkan insentif berasal dari wilayah kerja yang saat ini sudah berproduksi. Menurutnya, pengajuan POD oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di blok yang sudah beroperasi menunjukkan masih besarnya potensi migas yang ada di blok tersebut.

“Seiring dengan semakin sulitnya mendapatkan migas di daerah tersebut yang membutuhkan lebih banyak kegiatan pemboran dan lainnya, maka untuk mendapatkan tingkat keekonomian yang wajar dibutuhkan dukungan insentif untuk dapat direalisasikan,” imbuh Benny.

Lebih lanjut, Benny menuturkan bahwa Pemberian insentif untuk industri hulu migas sepanjang tahun 2020 sampai Agustus 2021 telah memberikan kontribusi positif bagi negara dan peningkatan daya saing industri nasional. Benny menjelaskan, pelaksanaan insentif hulu migas memberikan tambahan pengembangan lapangan minyak dan gas melalui persetujuan POD dan sejenisnya serta pemutakhiran cadangan.

Adapun dampak positif yang dihasilkan dari insentif tersebut antara lain penambahan cadangan minyak dan gas sebesar 465,5 MMBOE dan penambahan penerimaan negara sekitar US$ 2,9 miliar atau sebesar Rp 42 triliun. Selain itu, insentif hulu migas mampu menambah investasi pemboran dan fasilitas produksi sebesar US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 50 triliun, yang meliputi pemboran 88 sumur pengembangan, 15 sumur injeksi, 32 reaktivasi sumur, 1 sumur step out dan konstruksi serta pemasangan fasilitas produksi.

Selanjutnya: Proyek Jambaran Tiung Biru mencapai 94%, SKK Migas kawal proyek rampung tepat waktu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×