Reporter: Vina Elvira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi pelat merah, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), memproyeksikan kinerja yang lebih baik hingga akhir tahun 2025. Optimisme ini sejalan dengan perbaikan signifikan yang mulai terlihat pada semester pertama tahun ini.
Direktur Utama Kimia Farma Djagad Prakasa Dwialam mengatakan, industri farmasi nasional masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar.
Hal ini menjadi dasar optimisme perseroan dalam memperbaiki kinerja, terutama dari sisi bottom line.
Baca Juga: Magenta BUMN: Program Magang Kimia Farma untuk Mahasiswa Akhir
“Kalau Anda lihat laporan keuangan semester I-2025 dibandingkan tahun lalu, sudah terjadi perbaikan luar biasa pada net income kami. Dan itu dilakukan melalui proses bisnis yang lebih jelas,” ungkap Djagad, Senin (13/10/2025).
Sebagai gambaran, Kimia Farma mencatat laba usaha Rp 72,02 miliar pada semester I-2025. Capaian ini berbalik arah dibandingkan periode sama tahun 2024, ketika perseroan masih mencatat rugi usaha Rp 61,40 miliar.
Meski demikian, KAEF masih mencatat rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 95,02 miliar, atau turun 58,10% year on year (YoY) dibandingkan rugi bersih semester I-2024 senilai Rp 226,78 miliar.
Djagad menilai, meskipun laba bersih belum akan tercapai tahun ini, arah perbaikan sudah jelas terlihat.
“Kalau tahun ini mungkin laba bersih belum bisa dicapai, tapi kinerjanya jauh lebih baik dibandingkan kondisi normal sebelumnya,” ujarnya.
Baca Juga: Perluas Layanan Terapi Stem Cell, Kimia Farma (KAEF) dan RSCM Gandeng RSHS Bandung
Restrukturisasi Utang dan Efisiensi Operasional
Sebagai bagian dari strategi perbaikan, Kimia Farma tengah melakukan restrukturisasi utang bank senilai Rp 6 triliun.
Dari total 11 kreditur, 10 bank telah menyetujui restrukturisasi, dan diharapkan kesepakatan final dapat dicapai pada Oktober 2025.
Djagad menyebut langkah ini akan memberikan ruang bagi perusahaan untuk memperkuat likuiditas dan memperbaiki struktur keuangan.
“Restrukturisasi ini memberi confidence bagi kami dan juga lenders, karena sejumlah beban biaya bisa ditunda, sehingga ruang untuk tumbuh lebih besar,” jelasnya.
Selain restrukturisasi, Kimia Farma juga fokus pada beberapa strategi utama untuk memperkuat kinerja:
- Meningkatkan penjualan produk dengan margin tinggi,
- Mengoptimalkan kinerja outlet, klinik, dan laboratorium, serta
- Memperkuat layanan retail value added services.
Baca Juga: Rugi Bersih Kimia Farma (KAEF) Berkurang 58,10% YoY pada Semester I-2025
Kinerja Penjualan
Pada semester I-2025, Kimia Farma membukukan penjualan neto Rp 4,37 triliun, turun 16,12% yoy dari Rp 5,21 triliun pada periode sama tahun lalu.
Kontribusi terbesar masih berasal dari segmen distribusi sebesar Rp 2,10 triliun, disusul retail Rp 1,61 triliun, lain-lain Rp 366,64 miliar, dan manufaktur Rp 292,83 miliar.
Selanjutnya: 10 Langkah Menggunakan Cetakan Arsitektur agar Rumah agar Terlihat Mewah
Menarik Dibaca: 10 Langkah Menggunakan Cetakan Arsitektur agar Rumah agar Terlihat Mewah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News