Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) terus mengembangkan terapi berbasis sel punca (stem cell) sebagai salah satu pendekatan alternatif dalam penanganan penyakit degeneratif di Indonesia.
Penggunaan teknologi ini didorong oleh potensi regeneratif yang dapat memperbaiki kerusakan jaringan pada tingkat sel, bukan sekadar meredakan gejala.
Terapi stem cell yang dikembangkan Kimia Farma bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) dan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah diterapkan pada sejumlah kasus seperti pengapuran sendi (osteoartritis), saraf terjepit (hernia nukleus pulposus), hingga cedera tulang belakang.
Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) Mencermati Fluktuasi Kurs Rupiah
Salah satu efek yang tercatat adalah stimulasi pertumbuhan kembali jaringan tulang rawan pada penderita osteoartritis, yang berdampak pada berkurangnya nyeri dan meningkatnya fungsi sendi.
Salah satu studi terbuka yang dilakukan di RSCM dan dipublikasikan oleh Dilogo et al. (2020) dalam European Journal of Orthopaedic Surgery & Traumatology, menunjukkan hasil positif dari injeksi stem cell pada 29 pasien osteoartritis lutut.
Dalam kurun waktu enam bulan, terapi tersebut memberikan perbaikan gejala dan peningkatan kualitas hidup pasien.
"Pengobatan ke depan idealnya tidak hanya mengurangi gejala, tetapi juga memungkinkan pemulihan optimal melalui regenerasi. Di sinilah terapi stem cell memiliki peran penting," kata Jasmine Karsono, Ph.D., CRMP, Direktur Portofolio, Produk dan Layanan PT Kimia Farma Tbk, dalam keterangannya, Senin (23/6).
Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) Targetkan Pertumbuhan Berkelanjutan pada 2025, Intip Strateginya
Pengembangan terapi ini telah berlangsung sejak 2011 dengan fokus awal pada kasus tulang dan sendi. Pada 2014, Kimia Farma bersama mitra institusional melanjutkan uji klinis untuk pasien osteoartritis lutut serta luka bakar.
Dukungan regulasi juga telah diperoleh, termasuk izin operasional dari Kementerian Kesehatan pada 2020 dan sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM pada 2024.
Saat ini, layanan terapi stem cell tersedia di RSCM Kencana melalui klinik khusus Stem Cell and Metabolites.
Pasien dapat mengakses layanan ini setelah menjalani pemeriksaan dan konsultasi medis. Proses terapi dilakukan sesuai standar medis oleh tenaga kesehatan profesional.
Baca Juga: KPPU Putus Kimia Farma Diagnostika Tak Bersalah Terkait Dugaan Pelanggaran Kemitraan
Meski masih bersifat komplementer, terapi stem cell dinilai memiliki potensi berkembang menjadi salah satu metode pengobatan utama di masa depan.
Penguatan riset dan fasilitas produksi menjadi bagian dari upaya jangka panjang Kimia Farma untuk mendukung kemandirian teknologi pengobatan biologis di dalam negeri.
Selanjutnya: Sepanjang 2024 PLN Indonesia Power Catatkan Penjualan Listrik Hingga 83.082 GWh
Menarik Dibaca: 5 Efek Samping Bra yang Terlalu Longgar, Bikin Payudara Kendur!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News