kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -21.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Kimia Farma (KAEF) Targetkan Penggunaan Bahan Baku Impor Turun Jadi 75% pada 2024


Minggu, 02 Januari 2022 / 16:57 WIB
Kimia Farma (KAEF) Targetkan Penggunaan Bahan Baku Impor Turun Jadi 75% pada 2024
ILUSTRASI. apotik Kimia Farma. KONTAN/Muradi/2016/11/17


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menyebutkan pihaknya telah melangsungkan beberapa langkah guna mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat (BBO).

Ganti Winarno Sekretaris KAEF menjelaskan langkah pertama telah ditempuh sejak 2016 dengan mendirikan pabrik dan memproduksi sendiri BBO antara lain Simvastatin, Atorvastatin, Rosuvastatin, Clopidogrel, Entecavir, Evafirens, Lamivudine, Zidovudine dan Tenofovir, yang telah memperoleh sertifikasi GMP dari BPOM dan Sertifikasi Halal dari MUI.

"Sebagai bagian dari Holding BUMN Farmasi, pada tahun 2016, kami telah mendirikan dan saat ini sudah memproduksi BBO. Hal ini sejalan dengan program Pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor Bahan Baku Obat," ujarnya kepada Kontan, Jumat (31/12/2021).

Sebagai informasi, Menteri BUMN Erick Thohir merencanakan akan semakin gencar dalam menyiapkan langkah pemangkasan impor bahan baku farmasi.

Baca Juga: Kurangi Ketergantungan Bahan Baku Impor, Indofarma Siapkan Investasi Rp 199,86 Miliar

Erick mengatakan, strategi memangkas impor ialah dengan memaksimalkan peran holding BUMN Farmasi yang terdiri dari induk PT Bio Farma (Persero) dan anak perusahaan yakni PT Kimia Farma (Persero) (KAEF) Tbk dan PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF).

Lebih lanjut, Ganti tidak spesifik menyebutkan nilai investasi yang disiapkan untuk program ini. Pihaknya menegaskan KAEF akan terus melakukan berbagai pengembangan molekul BBO.

Harapannya, pada 2024 mendatang KAEF dapat sehingga diharapkan pada 2024 dapat menurunkan impor BBO dari 95% menjadi 75%.

"Jadi ada beberapa tantangan dalam pengembangan industri BBO antara lain pemenuhan skala ekonomi atau economic of scale, peningkatan kompetensi SDM di bidang industri BBO, penguasaan teknologi BBO, dan kebijakan atau regulasi," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×