kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.589.000   13.000   0,50%
  • USD/IDR 16.770   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

APPBI: Minat Belanja Nataru Naik, Konsumen Pilih Produk Harga Terjangkau


Jumat, 26 Desember 2025 / 14:50 WIB
APPBI: Minat Belanja Nataru Naik, Konsumen Pilih Produk Harga Terjangkau
ILUSTRASI. APPBI melihat minat belanja masyarakat meningkat pada momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 ini (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) melihat minat belanja masyarakat meningkat pada momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 ini. Namun, masyarakat cenderung berbelanja produk dengan harga satuan yang lebih terjangkau.

Ketua Umum APPBI, Alphonzus Widjaja, mencermati bahwa pada Nataru ini masyarakat tetap datang berkunjung ke pusat perbelanjaan meskipun daya beli belum pulih sepenuhnya.

“Karena saat ini pusat perbelanjaan adalah fasilitas publik yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Bukan hanya dalam hal berbelanja, tapi juga untuk hiburan, edukasi, dan lain sebagainya,” katanya kepada Kontan, Jumat (26/12/2025).

Hanya saja, lanjut Alphonzus, masyarakat terutama kelas menengah ke bawah memiliki kecenderungan untuk membeli barang dengan harga satuan (unit price) yang rendah. “Artinya, di tengah daya beli yang belum maksimal, yang berubah adalah tren atau pola belanjanya,” imbuh dia.

Baca Juga: APPBI Optimistis Penjualan Ritel Fesyen Naik saat Nataru 2025/2026

Bagaimanapun, Alphonzus optimistis pergerakan konsumsi pada Natal saat ini akan berangsur meningkat menjelang Tahun Baru.

Sebab, ia mencermati bahwa pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, seperti jalan tol, memicu terjadinya pertukaran kunjungan. Di mana masyarakat kota besar melakukan mudik ataupun wisata, dan sebaliknya juga masyarakat di luar kota besar berkunjung untuk berlibur.

Ditambah, momentum Nataru umumnya dimanfaatkan secara maksimal oleh industri ritel Tanah Air untuk mendapatkan penjualan semaksimal mungkin. “Karena Nataru merupakan momentum terakhir penjualan ritel di Indonesia sebelum menutup tahun,” jelas Alphonzus.

Hal ini dilakukan dengan berbagai gelaran dan aktivitas untuk mendongkrak tingkat kunjungan, serta berbagai program promo belanja untuk mendorong penjualan.

Selain berbagai strategi promosi oleh pusat perbelanjaan dan peritel, Alphonzus berharap insentif dan stimulus yang disiapkan pemerintah juga turut memaksimalkan kinerja di akhir tahun 2025 ini.

Baca Juga: 86,6% Masyarakat Kelas Menengah Kunjungi Mal Tanpa Belanja, Begini Penjelasan APPBI

Lebih lanjut, Alphonzus mencermati bahwa pada momentum Nataru masyarakat cenderung berbelanja di segmen makanan dan minuman (food and beverages) serta hiburan (entertainment).

Ia memperkirakan kinerja penjualan pada akhir tahun ini akan tetap tumbuh dibandingkan dengan tahun lalu, meski tingkat pertumbuhannya tidak akan lebih dari 10%.

“Kinerja industri ritel secara keseluruhan pada tahun 2025 ini juga akan tetap tumbuh dibandingkan dengan tahun 2024. Namun, tak signifikan, pertumbuhannya diprediksi akan kurang dari 5%,” pungkasnya.

Selanjutnya: Film Agak Laen: Menyala Pantiku! Lampaui Jumlah Penonton Film Agak Laen Pertama

Menarik Dibaca: Film Agak Laen: Menyala Pantiku! Lampaui Jumlah Penonton Film Agak Laen Pertama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×