Reporter: Siti Maghfirah | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kimia Farma menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 2 triliun di tahun ini. Capex ini akan dipenuhi dari kas internal dan pinjaman perbankan.
Rencananya dana ini akan digunakan salah satunya untuk pembangunan pabrik baru di Banjaran. Pabrik anyar ini yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2018. Saat ini dalam proses pengerjaan dan sudah lebih dari 10%.
Selain itu, pabrik rapid test pertama Kimia Farma di Bali juga menjadi prioritas. Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas 600 m2 itu diharapkan dapat selesai tahun ini. Sisanya, akan digunakan untuk pengembangan pabrik bahan baku dan peningkatan stok di ritel farmasi.
Dengan dana tersebut, PT Kimia Farma Tbk menargetkan pertumbuhan pendapatan minimal 15% pada tahun ini dari Rp 5,81 triliun di 2016 menjadi Rp 6,58 triliun di 2017.
Corporate Secretary PT Kimia Farma Tbk, Eddy Murianto mengatakan, pihaknya optimistis dapat mencapai angka ini. Meskipun laporan keuangan konsolidasi untuk kuartal I tahun ini belum final, namun ia mengaku tren pertumbuhan pendapatan terus meningkat.
“Kenaikan ini disebabkan adanya pertumbuhan eksport garam kina serta pertumbuhan penjualan di anak perusahaan,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (17/4).
KAEF juga berencana untuk menambah apotek dan klinik serta membangun laboraturium klinik di tahun ini. Akan ada pembangunan 100 apotek Kimia Farma sepanjang tahun ini. Total, sampai akhir tahun Kimia Farma menargetkan 1.000 apotek tersebar di seluruh Indonesia dengan prioritas di Pulau Jawa dan Sumatera. Dana untuk ekspansi ini bernilai Rp 200 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News