Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) membukukan pendapatan (revenue) sebesar Rp 6,3 triliun atau naik hingga 42,3% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 sebesar Rp 4,4 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (22/8), ADHI tercatat mencetak laba kotor sebesar Rp 699,3 miliar. Sementara dari sisi bottom line, ADHI mencetak laba selama semester I-2022 sebesar Rp10,2 miliar atau naik 23,5% dari laba bersih periode yang sama tahun 2021 yang lalu sebesar Rp 8,3 miliar.
"Peningkatan laba bersih ini mengindikasikan ADHI tetap bertumbuh di tengah kondisi recovery Covid-19 dan dampak kenaikan harga bahan baku," ungkap Manajemen Adhi Karya, dalam keterangannya.
Total aset ADHI pada semester I-2022 mencapai Rp 39,2 triliun. Dengan liabilitas senilai Rp 33,2 triliun, atau turun dibandingkan akhir tahun 2021 yang mencapai Rp 34,2 triliun.
Baca Juga: Saham Emiten Konstruksi Merambat Naik, Cermati Rekomedasi Saham Berikut ini
Adapun, ekuitas ADHI pada semester I-2022 tercatat sebesar Rp 6,1 triliun. Angka ini lebih tinggi 7,2% dibandingkan dibandingkan akhir tahun 2021 yang mencapai Rp 5,7 triliun.
Manajemen ADHI menjelaskan, kenaikan ekuitas ini salah satunya berasal dari IPO Anak Usaha ADHI, yaitu PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) pada bulan Februari 2022.
"Penurunan liabilitas dan kenaikan ekuitas di semester I-2022 ini mengindikasikan ADHI tengah berupaya untuk terus melakukan penguatan struktur permodalan dan mengendalikan rasio likuiditas," jelas Manajemen ADHI.
Dari sisi cash in pada semester I-2022, ADHI menerima realisasi pembayaran untuk pekerjaan dua proyek besar yang sedang dikerjakan antara lain Proyek LRT Jabodebek Fase I sebesar Rp 1,6 triliun (termasuk PPN) dari Pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Baca Juga: Dapat PMN Rp 3 Triliun, Waskita Karya (WSKT) Gelar RUPSLB Minta Restu Rights Issue
Selain itu, ADHI juga mendapatkan cash in dari pekerjaan proyek Jalan Tol Sigli-Banda Aceh sebesar Rp1,2 triliun (termasuk PPN) dari PT Hutama Karya (Persero).
Pembayaran kedua proyek besar tersebut diharapkan dapat meningkatkan likuiditas ADHI untuk mendukung percepatan penyelesaian proyek-proyek ADHI khususnya Proyek Strategis Nasional.
Pihaknya berharap, proyek Pembangunan LRT Jabodebek menjadi salah satu alternatif pengurai kemacetan di Ibu Kota Jakarta dengan kota penyangganya.
Baca Juga: Cermati Emiten Pelat Merah yang Berkinerja Hijau dan Layak Dikoleksi
Kemudian untuk proyek pembangunan Jalan Tol Sigli – Banda Aceh diharapkan dapat menjalin konektivitas di Pulau Sumatra Wilayah Utara.
"Kedua proyek ini diharapkan dapat meningkatkan arus orang, barang dan jasa, serta kehidupan perekonomian agar tercipta efisiensi ekonomi," tutup Manajemen ADHI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News