Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan milik taipan Kiki Barki, PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengungkap akan lebih menekankan pada peningkatan produksi nikel dibandingkan batubara pada tahun 2025 ini.
Ray Antonio Gunara, Direktur Utama HRUM bilang perseroan menetapkan target produksi batubara di angka 5 hingga 5,5 juta ton. Angka ini turun 9,83% dibandingkan dengan realisasi 2024 sebesar 6,1 juta ton dan 6 juta ton.
Menurutnya target ini ditetapkan karena melihat kondisi pasar batubara tahun 2025 yang diprediksi tidak akan lebih baik dari tahun 2024.
"Kondisi pasar batubara tahun ini mungkin tidak lebih baik dibandingkan sebelumnya. Kami menetapkan target produksi yang konservatif," ungkap Ray dalam agenda Publik Ekspose HRUM yang dilaksanakan daring, Selasa (27/05).
Baca Juga: Harum Energy (HRUM) Raih Pendapatan US$ 298,94 Juta pada Kuartal I-2025
Lebih lanjut, Ray menyebut pihaknya masih sulit menentukan Average Selling Price (ASP) atau Harga Jual Rata-rata batubara untuk tahun 2025. Lagi-lagi ini karena harga batubara selama kuartal pertama yang masih cukup fluktuatif.
"Tapi selama tiga bulan pertama tahun ini ASP Perseroan adalah sekitar US$ 89,8 dollar per ton," ungkapnya.
Dalam ekspektasi kedepan, Ray menyebut harga batubara global diharap tidak turun terlalu tajam. Meskipun khusus penjualan dalam negeri, HRUM bersiap dengan adanya penurunan karena dialokasikan untuk Domestic Market Obligation (DMO).
"Ada sedikit penurunan dalam harga ASP tersebut yang dikarenakan alokasi ke pasar domestik akan lebih tinggi di kuartal-kuartal berikutnya. Seperti yang kita ketahui, penjualan batubara domestik mengacu pada harga DMO yang lebih rendah dibandingkan dengan harga pasar yang berlaku sekarang," jelasnya.
Peningkatan Produksi dan Target untuk Bisnis Nikel
Berbeda dengan batubara, HRUM tahun ini menggenjot produksi dan ekspansi mereka di sektor nikel.
Di tahun ini, perseoran menargetkan produksi nikel dalam bentun Nickel Pig Iron (NPI) dan HG Matte Nickel pada tahun ini berkisar antara 71-75 ribu ton metal.
"Target produksi nikel dalam bentuk Nickel Pig Iron (NPI) dan HG Matte dengan kenaikan sekitar 20% dari volume produksi tahun lalu," ungkap Ray.
Baca Juga: Kinerja Harum Energy (HRUM) Ditopang Bisnis Nikel, Simak Rekomendasi Analis
Sedangkan target produksi bijih nikel tahun 2025 pada kisaran 1,8 hingga 2,5 juta wet metrik ton (wmt). Angka ini lebih tinggi 73% dibandingkan dengan target produksi bijih nikel HRUM pada tahun 2024 di kisaran 500 ribu hingga 1 juta wmt.
Penjualan dari nikel di kuartal pertama tahun ini juga mencatatkan peningkatan terutama didukung dari optimalisasi smelter PT Westrong Metal Industry (WMI) yang mulai dikonsolidasikan sejak Januari 2024.
"Volume penjualan nikel di kuartal 1-2025 naik 79% dari periode sama tahun lalu. Dengan harga jual rata-rata nikel naik 2% sebesar US$ 11.678 per ton dari harga US$ 11.438 di kuartal pertama tahun 2024," jelasnya.
Fokus nikel juga dilihat dari alokasi capital expenditure (capex) HRUM sepanjang tahun ini yang mayoritas digunakan untuk pengembangan proyek nikel.
"Rencana belanja modal untuk tahun 2025 sebesar US$ 315 juta, sekitar US$ 300 juta akan digunakan pengembangan proyek dalam unit usaha nikel yang sudah ada dan sisanya untuk pemeliharaan unit usaha batubara," jelas Ray.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Harum Energy (HRUM) yang Ditopang Bisnis Nikel
Selanjutnya: Bahlil dan Sri Mulyani Rapat di Kantor ESDM, Bahas Realisasi Lifting Minyak Capai 96%
Menarik Dibaca: Tren Ubin Terakota Gaya Barat Daya ala Joanna Gaines yang Cocok untuk Ruang Kecil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News