kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Kuartal III 2019 merosot begini penjelasan SMR Utama (SMRU)


Jumat, 15 November 2019 / 17:55 WIB
Kinerja Kuartal III 2019 merosot begini penjelasan SMR Utama (SMRU)
ILUSTRASI. PT SMR Utama Tbk (SMRU)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan perusahaan jasa tambang batubara PT SMR Utama Tbk (SMRU) mengalami perlambatan. Hal ini terbukti dari membengkaknya nilai rugi bersih SMRU yang meningkat 38,48% (yoy) menjadi Rp 100,26 miliar di kuartal tiga 2019.

Di periode yang sama di tahun lalu perusahaan menderita rugi bersih senilai Rp 72,39 miliar. Sementara itu, pendapatan SMRU menyusut 4,66% (yoy) dari Rp 590,45 miliar di kuartal III-2018 menjadi Rp 562,88 miliar di kuartal III-2019.

Baca Juga: Tol Pejagan-Pemalang beroperasi penuh, Bocimi sebentar lagi

Sekretaris Perusahaan SMRU Ricky Kosasih mengatakan, penurunan kinerja perusahaan salah satunya disebabkan oleh keterlambatan pengerjaan kontrak baru dari PT Berau Coal. “Proses penyelesaian kontrak di Berau memakan waktu cukup panjang,” ujar dia, Jumat (15/11).

Dalam catatan Kontan, SMRU meraih kontrak baru dari PT Berau Coal pada awal Agustus lalu. Perusahaan mendapat kontrak untuk mengerjakan jasa penambangan dan penyewaan alat berat di area Sambarata, Kalimantan Timur.

Di sana, SMRU mengerjakan proyek pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden removal (OB) dengan volume sekitar 100 juta bcm sampai periode Maret 2025 mendatang.

Ricky menuturkan, karena pengerjaan kontrak dari Berau Coal belum lama terlaksana, kontribusi kontrak tersebut terhadap pendapatan perusahaan masih terbilang minim.

Baca Juga: SMR Utama sudah menggunakan Rp 110 miliar melanja modal

Di saat yang sama, kinerja SMRU juga tergerus karena peningkatan beban pokok penjualan perusahaan sebesar 2,52% (yoy) menjadi Rp 527,79 miliar di kuartal tiga lalu.

Lambatnya proses penyelesaian kontrak dengan Berau Coal mempengaruhi kinerja operasional SMRU. Hingga kuartal tiga lalu, SMRU memperoleh volume OB sebanyak 22,2 juta bcm atau turun 5,53% (yoy) dari posisi di kuartal tiga tahun kemarin sebanyak 23,5 juta bcm.

Di sisi lain, volume produksi batubara atau coal getting SMRU masih bisa naik 36,84% (yoy) dari 1,9 juta ton di kuartal III-2018 menjadi 2,6 juta ton di kuartal III-2019.

“Realisasi volume OB sampai akhir tahun kami proyeksikan berada di bawah target awal yakni tumbuh 5%-10%,” tutur Ricky. Asal tahu saja, di tahun lalu volume OB SMRU mencapai 33 juta bcm.

Baca Juga: Semester I-2018, SMR Utama realisasikan capex sebesar Rp 110 miliar

Dia juga menilai, kinerja keuangan SMRU hingga tutup tahun nanti kemungkinan tidak akan sebaik tahun 2018 silam. Kala itu, SMRU meraih pendapatan sebesar Rp 850,64 miliar. Sedangkan nilai kerugian bersih yang dicatat perusahaan sebesar Rp 69,55 miliar.

Kendati begitu, untuk mengurangi kerugian sekaligus menambah pendapatan, SMRU berupaya menjaga produktivitas alat tambang. Selain itu, tanpa mengurangi aspek keselamatan, para pekerja juga didorong agar lebih meningkatkan produktivitasnya dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Tak ketinggalan, efisiensi biaya di segala lini juga akan ditingkatkan.

“Kami berharap kondisi perekonomian dapat membaik, sehingga proyeksi kinerja di tahun depan akan lebih baik dibandingkan tahun sekarang,” tandas Ricky.

Baca Juga: Tertekan beban bunga, rugi SMR Utama meningkat di semester I-2018

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×