kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja menurun karena pandemi COVID-19, VIVA dan MDIA berupaya gaet milenial


Minggu, 03 Januari 2021 / 17:09 WIB
Kinerja menurun karena pandemi COVID-19, VIVA dan MDIA berupaya gaet milenial
ILUSTRASI. Visi Media Asia. KONTAN/Baihaki/15/6/2011


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di bidang media milik Bakrie Group, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) dan PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) menyebutkan jika pandemi COVID-19 turut memukul kinerja perseroan terutama dari sisi penerimaan iklan.

Direktur VIVA, Sahid Mahudie menuturkan pandemi membuat pengiklan atau advertiser mengurangi keinginan untuk beriklan di platformnya sebab banyak perusahaan semakin selektif membuat pengeluaran.

"Sebagaimana diketahui, revenue kami utamanya didapat dari iklan. Saat COVID-19, kemampuan masyarakat untuk membeli atau purchasing power berkurang, dan ini berimbas pada pemasangan iklan yang juga berkurang. Banyak yang lebih selektif dan efektif dalam pengeluaran," jelasnya pada paparan publik yang berlangsung secara virtual, Rabu (30/12).

Sahid melanjutkan, berdasarkan catatan Media Partners Asia (MPA) per Juni 2020, anggaran belanja iklan di media di Indonesia sepanjang 2020 mengalami penyusutan hingga 15,2% dibandingkan 2019 lalu. Data yang sama juga mengatakan belanja iklan di media akan tumbuh di 2021, yakni sekitar 7,5%. Sebagai perbandingan, pada 2019 lalu belanja iklan di media mencetak pertumbuhan 4,5% year on year.

Sahid berkata, dengan proyeksi tersebut setidaknya perolehan iklan VIVA dan MDIA bisa tumbuh di atas 7,5% atau paling tidak double digit pada tahun 2021. Di sisi lain, Sahid mengatakan pihaknya akan tetap agile dan terus konsisten memberikan perlakuan (treat) yang berbeda pada tiap audience (penonton), serta berusaha menjaring penonton milenial.

"Untuk itu, VIVA melalui TvOne meluncurkan sejumlah program baru yang sudah mulai berjalan di paruh kedua tahun ini yakni program acara bincang-bincang (talkshow) bertajuk Saatnya Perempuan Berbicara dan program musik One Fest. Lalu program Saatnya Perempuan Bicara performance-nya so far cukup baik, diharapkan di 2021 bisa semakin menguat. Program anak muda kita siapkan One Fest,” lanjut Sahid.

Baca Juga: Harga meroket, begini prospek industri batubara pada 2021

Inisiatif lain yang tengah dilakukan VIVA untuk menjangkau kalangan milenial adalah menggenjot platform digital. Sejauh ini, VIVA memiliki viva.co.id dan VIVA Networks yang melingkupi Intip Seleb, Sahijab, Jago Dangdut, dan VLIX serta dua aplikasi selular VIVA Mobile dan tvOne Connect.

Sahid menyampaikan jika produk digital ini ditujukan memikat pemirsa milenial. "Ada kekosongan di reach kami untuk group demografi muda dan ini akan diusahakan diisi oleh viva.co.id dan VIVA Networks dan apps,” jelasnya.

Dia menyebut sejauh ini upaya tersebut membuahkan hasil. Tercatat, selama periode 1 Januari—30 November 2020 ini VIVA Networks berhasil meraup 1,3 miliar total pageviews dengan 665 juta total visit dan 174,6 total unique visitor.

Sementara itu, aplikasi selular VIVA Mobile telah diunduh sebanyak 1,4 juta kali dengan rata-rata screen time 4,37 menit dan 10,55 juta kali tayangan video dan tvOne Connect telah diunduh 1,14 juta kali dengan 133.000 kali tayangan video. “Ini performance yang cukup baik mengingat banyak di antaranya yang baru diluncurkan 2020 ini,” pungkas Sahid.

Pada kuartal III 2020, kinerja VIVA terpantau lesu karena rugi bersih membengkak lebih dari 100% dari Rp361,62 miliar menjadi Rp994,57 miliar secara year to year. Sedangkan sisi pendapatan menurun 22% menjadi hanya Rp1,29 triliun dari Rp1,65 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Dari lini aset, VIVA mengalami penurunan penerimaan tipis 0 81% menjadi Rp8,49 triliun dari Rp8,56 triliun secara year to date. Lalu liabilitas bertambah 14% menjadi Rp8,44 triliun dari Rp7,41 triliun. Lalu, ekuitas berkurang menjadi Rp45,05 miliar dari Rp1,14 triliun.

Selanjutnya: Walau produksi CPO turun, pendapatan Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) malah naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×