Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten distributor produk farmasi, PT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC) terdampak kebijakan pelarangan sementara penjualan obat sirup. Pasalnya kontribusi penjualan obat sirup cukup signifikan terhadap laju bisnis SDPC selama ini.
Direktur Utama Millenium Pharmacon International, Ahmad Bin Abu Bakar, mengatakan, pada mulanya SDPC itu mengincar kenaikan penjualan hingga dua digit. Namun, hingga kuartal ketiga lalu realisasi pertumbuhan top line hanya mencapai satu digit, tepatnya di angka 2%.
“Tapi karena ada hal itu, penjualan obat sirup sangat signifikan di SDPC, jadi memang ada pengaruh pada tahun ini,” ungkap Ahmad, dalam Paparan Publik Virtual, Rabu (15/11).
Baca Juga: Millennium Pharmacon (SDPC) Harapkan Penjualan Naik 6%-7% hingga Akhir Tahun
Ahmad tak membeberkan lebih detail berapa porsi penjualan obat sirup terhadap total penjualan SDPC di tahun ini. Namun adanya kebijakan tersebut cukup berdampak terhadap laju bisnis SDPC hingga periode kuartal ketiga tahun 2023.
Jika diperinci, penjualan SDPC per kuartal III-2023 tercatat sebesar Rp 2,44 triliun atau tumbuh 2,09% secara tahunan atau year on year (YoY) dibandingkan penjualan perusahaan per kuartal III-2022 sebesar Rp 2,39 triliun.
Sebagian besar penjualan SDPC pada sembilan bulan pertama 2023 ditujukan untuk segmen obat resep yakni Rp 1,69 triliun. Setelah itu, SDPC membukukan penjualan alat kesehatan senilai Rp 608 miliar dan obat non resep senilai Rp 140,48 miliar.
Meskipun realisasi kinerja tak sesuai dengan eskpektasi awal, Manajemen SDPC tetap berupaya mencapai pertumbuhan bisnis yang lebih baik di periode akhir tahun ini.
Pihaknya berharap, pertumbuhan penjualan bisa mencapai level 6% sampai 7%. Pertumbuhan penjualan ini diiringi juga dengan perolehan laba bersih yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Optimistis Bisa Tingkatkan Kinerja Keuangan, Ini Rencana Millennium Pharmacon (SDPC)
“Kami mengharapkan juga untuk mencapai growth masih dengan single digit tapi lebih baik dari pada 2%,” tuturnya.
Untuk mencapai target bisnis yang diincar tahun ini Manajemen SDPC berupaya mendapatkan prinsipal-prinsipal baru. Hingga kini, sudah ada empat prinsipal yang berhasil didapatkan SDPC di tahun 2023, yakni PT Dion Farma Abadi, PT Rama Emerald Multi Sukses, PT Pesona Bintang Utama, dan PT Marketama Indah.
Tanpa menyebutkan secara detail, Ahmad berharap akan ada tambahan prinsipal baru lagi di kuartal keempat ini. Dengan begitu, SDPC akan memiliki sumber revenue tambahan sekaligus produk baru sehingga ada diversifikasi produk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News