Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari
Henry bilang, hingga akhir tahun 2021, pihaknya masih akan terus menjalankan strategi bisnis dengan hati-hati, sebab pandemi masih meliputi iklim bisnis hingga saat ini.
Namun demikian, pihaknya mengatakan jika ekspor tetap berjalan lancar di tengah pandemi. Saat ini, tujuan ekspor perusahaan adalah ke negara Asia seperti Malaysia, Thailand hingga Vietnam. MLIA secara dominan atau 79% menyasar negara-negara tersebut untuk ekspor kaca lembaran.
"Sampai akhir 2021, kami fokus ke penjualan ekspor, harapannya bisa meningkat 25% sampai 30%. Kami berusaha pertahankan pasar sembari melihat peluang agar terus meningkat," tuturnya.
Henry mengatakan, perusahaan juga menuai katalis berupa harga jual botol kaca yang kembali naik ke harga asal. Tahun lalu, harga jual botol kaca sempat terkoreksi hingga kurang lebih 10%, namun kini sudah kembali stabil.
Baca Juga: Tahun ini, Mulia Industrindo (MLIA) bidik penjualan kaca lembaran Rp 4,1 triliun
Tak hanya pasar Asia MLIA juga terus mencengkeram pasar Australia, Amerika Serikat, Eropa dan Afrika. Pasar-pasar ini menduduki porsi ekspor kaca lembaran MLIA sebesar masing-masing 7%, 3%, 8% dan 3%.
Sementara untuk segmen botol kemasan dan glass block, porsi ekspor masih didominasi oleh daerah Asia sebesar 69%. Diikuti AS sebanyak 26%, Australia sebesar 6%dan Eropa 1%.
Tak hanya itu, MLIA juga mempertahankan pasar domestik. Henry mengaku sebagai sektor usaha esensial, pemberlakuan PPKM Darurat tidak mempengaruhi arus distribusi barang.
"PPKM tidak menghambat sama sekali. Kami juga memiliki klien besar dari Heinz Group, ABC, hingga Indofood. Sektor makanan ini mungkin belum bisa pulih lebih cepat, namun tetap bisa bertumbuh," tuturnya.
Selanjutnya: Menteng Heritage (HRME) catatkan penurunan pendapatan hingga 56,89% di 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News