kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja operasional tambang batubara Dian Swastatika Sentosa (DSSA) masih positif


Rabu, 21 Oktober 2020 / 16:37 WIB
Kinerja operasional tambang batubara Dian Swastatika Sentosa (DSSA) masih positif
ILUSTRASI. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) mencatatkan kinerja bisnis pertambangan dan perdagangan batubara yang cukup menawan sepanjang semester pertama lalu.

Berdasarkan data perusahaan, DSSA mencatatkan volume produksi batubara sebesar 17,6 juta ton pada semester I-2020 atau naik 33,3% (yoy) dibandingkan realisasi produksi di semester I-2019 sebesar 13,2 juta ton. Penjualan batubara DSSA juga tumbuh 28,6% (yoy) dari 14 juta ton di semester I-2019 menjadi 18 juta ton di semester I-2020.

Mayoritas penjualan batubara DSSA ditujukan ke pasar ekspor sebanyak 61% pada semester satu lalu, sedangkan sisanya 39% dijual ke pasar lokal.

Baca Juga: Dian Swastatika Sentosa (DSSA) kantongi fasilitas pembiayaan hingga Rp 200 miliar

Dengan hasil itu, pendapatan DSSA dari bisnis pertambangan dan batubara mencapai US$ 581 juta pada semester I-2020 atau meningkat 17,2% (yoy) dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 495,9 juta.

Sayangnya, secara konsolidasi, pendapatan perusahaan menurun 7,27% (yoy) menjadi US$ 771,6 juta di semester pertama lalu. Laba bersih DSSA juga turun 11,5% (yoy) menjadi US$ 42,3 juta.

Direktur DSSA Andrijanto menyebut, penurunan kinerja konsolidasi perusahaan lebih disebabkan adanya tekanan pada bisnis ketenagalistrikan serta penerapan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 16 di laporan keuangan perusahaan.

Dia pun belum bisa memberikan proyeksi produksi dan penjualan batubara DSSA secara rinci hingga akhir tahun nanti.

Namun, ia menyebut, tantangan di bisnis batubara cukup berat dalam jangka pendek seiring efek pandemi Covid-19 yang membuat permintaan dan harga batubara global melemah. “Permintaan di pasar domestik juga ikut melemah,” imbuhnya dalam paparan publik virtual, Rabu (21/10).

Terlepas dari itu, Andrijanto meyakini bisnis batubara masih prospektif dalam jangka panjang. Komoditas tersebut dinilai tetap menjadi pemain penting dalam bauran energi negara-negara di dunia.

Baca Juga: Dian Swastika Sentosa (DSSA) Mengejar Target Operasional PLTU Kalteng 1

Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat permintaan batubara dari pasar China masih tetap besar. Ditambah lagi, permintaan batubara untuk pembangkit listrik baru di Asia Tenggara seperti Vietnam dan Filipina juga diprediksi meningkat.

“Kami akan terus berupaya memperkuat pemasaran batubara thermal ke pasar domestik dan pasar ekspor seperti China, India, Malaysia, serta menjangkau pasar-pasar baru lainnya di Asia Tenggara,” ungkap Andrijanto.

Selanjutnya: Simak proyeksi bisnis tambang batubara metalurgi dan emas Dian Swastatika Sentosa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×